Laman

Sabtu, 13 Juli 2013

Terkesan Dengan Radio Milik Pemkab, Ingin Berbagi Informasi



Malang Media Rakyat
Radio Kanjuruhan milik Pemkab Malang yang berada di Kepanjen kemarin siang  tampak lebih ramai dari biasanya. Pasalnya, radio kebanggaan masyarakat Kabupaten Malang ini menjadi jujugan kunjungan studi banding Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) So’e dari Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rombongan yang berjumlah 5 orang ini didampingi oleh Kasubag Peliputan Pemberitaan dan Kerjasama Pers Bagian Humas Setda, Deneq Bini Nurbayani S.Sos yang bertolak dari Malang. Dari dulu, tepatnya sejak 2007, mereka memang ingin sekali menimba ilmu tentang dunia radio milik Pemkab Malang ini, khususnya radio yang berorientasi pada pemerintahan dan baru kali ini kunjungannya terwujud. Selain itu, mereka juga ingin berbagi informasi tentang dunia penyiaran, peralatan elektronik serta kemajuan-kemajuan lainnya yang ada di Radio Kanjuruhan.Rombongan dari Malang ini disambut oleh Nur Imam selaku koordinator LPPL Radio Kanjuruhan serta seluruh staf radio yang berjumlah 9 orang. Selama sejenak mereka larut dalam suasana formal namun santai. Dalam sambutan Bupati H. Rendra Kresna yang dibacakan oleh Deneq Bini Nurbayani S.Sos, Radio Kanjuruhan sejak berdirinya telah mengalami banyak perkembangan serta perubahan. Pada tahun 2004, sejak pindah dari kantor lama di Jl. Panglima Sudirman, status radio berupa Perseroan Terbatas atau PT yang bernama PT Radio Swara Kanjuruhan. Sebelumnya, saat masih berada disana, namanya adalah Radio Khusus Pemerintah Daerah (RKPD). Setelah pindah, seluruh peralatan maupun gedung tergolong baru, termasuk tower setinggi 72 meter yang mampu menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Malang dan bahkan sampai ke Blitar, Lumajang dan perbatasan Kabupaten Malang lainnya.Dalam perjalanannya, lanjut Deneq, radio ini terus berkembang dan digandrungi masyarakat. Ibarat kata, meski saat ini banyak sekali media informasi serta persaingan dengan radio lainnya, Radio Kanjuruhan tetap bisa eksis. “Mulai awal tahun ini, status Radio Kanjuruhan akan dipersiapkan untuk menjadi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) selama dua tahun kedepan dan masih dalam pembinaan Bagian Hubungan Masyarakat Kabupaten Malang. Nantinya, kalau sudah menjadi LPPL, akan ada manager, asisten manager, staf dan lain sebagainya. Selain itu, yang membawahi nantinya juga bukan Bagian Hubungan Masyarakat lagi, melainkan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika,” tutur wanita berjilbab ini.Ditambahkan Nur Imam, koordinator radio yang sudah bertugas sejak hampir dua tahun lalu ini, Radio Kanjuruhan memiliki banyak konsumen. Baik itu dari kalangan remaja maupun orang tua. Untuk jenis program, lanjut pria asal Gadang Kota Malang ini, juga cukup lengkap. Ada musik pop, dangdut, campursari dan manca. Selain itu, tambahnya, sebagai corong Kabupaten Malang, perkembangan terbaru dan terlengkap Pemerintah Kabupaten Malang juga selalu Up Date melalui informasi-informasi pemerintahan serta laporan langsung dari lapangan kegiatan Bupati Malang. “Kalau ada kegiatan dilapangan, staf humas yang meliput langsung on air. Begitupula kegiatan Bina Desa Bupati Malang serta talk show yang diadakan setiap minggu kedua dan keempat setiap bulannya juga disiarkan dari sini sehingga informasinya selalu baru,” ungkap Nur Imam. Sementara itu, Banger Paoh, ketua rombongan mengungkapkan, tujuannya ke Radio Kanjuruhan karena sejak dulu terus memantau perkembangan radio yang berada dikompleks kantor Dinas Pengairan ini. “Kami ingin menerapkan kemajuan dan ingin mengetahui perkembangan terbaru Radio Kanjuruhan,” ungkap pria yang bekerja di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Pemkab Timor Tengah Selatan ini. Dalam kunjungan ini, ia turut membawa satu orang teknisi, dua orang penyiar serta satu orang tenaga administrasi. Ia menilai, perkembangan radio di setiap daerah memang tidak sama. Ditempatnya, tower radio tingginya “hanya” sekitar 52 meter. Namun itu mampu diterima baik oleh 80 % wilayah kabupaten terluas di Provinsi NTT ini. Hampir sama dengan di Radio Kanjuruhan, radio RSPD So’e juga banyak memberikan informasi-informasi pemerintahan. “Seperti kegiatan bupati, program pemerintah dan perkembangan gaji bagi PNS. Terutama disana saat ada Rapat Paripurna, kami selalu menyiarkan. Bahkan, pernah sampai jam 03.00 dini hari kami juga menyiarkan,” tutur bapak 3 anak ini. Untuk status, Banger Paoh menjelaskan, RSPD So’e saat ini sudah berdiri sendiri.
Setelah beberapa saat berada dalam suasana formal, para staf radio kanjuruhan FM mengajak para rombongan menengok work shop ruang siaran serta ruang produksi. Di ruang siaran, dua orang penyiar dari RSPD So’e berkesempatan menyapa mitra pendengar Radio Kanjuruhan. Yang unik, mereka juga menyampaikan sapaan menggunakan bahasa daerah mereka. “Halo mitra pendengar. Beta senang menyapa anda,” ujar salah satu penyiar bernama Kakak Ina. Kakak Ina, bersama Kakak Buna dan Afid juga sempat ber cuap-cuap langsung di udara bersama ketiga para penyiar Radio Kanjuruhan yakni Ulis, Julia, Andra dan Munir. Karakter ketiga penyiar Radio Kanjuruhan yang berbeda, serta hadirnya tamu dari jauh ini menjadikan acara Paskan dengan musik Nostalgia Indonesia yang dimulai sejak pukul 10.00 sampai 12.00 WIB terasa semakin berwarna. Banyak sekali interaksi dari para pendengar siang kemarin, baik yang sekedar ingin menyapa maupun mengucapkan selamat datang.
Sisi produksi juga tak luput dari sasaran kunjungan. Kris, teknisi Radio mengungkapkan nditempatnya, untuk berinteraksi dengan para pendengar masih menggunakan handphone sebagai sarananya. Pihaknya juga bertukar pikiran dengan Bagus, teknisi Radio Kanjuruhan, bagaimana cara meng-upgrade beberapa peralatan seperti mixer yang ada di Radio Kanjuruhan. “Disana sampai menghabiskan tiga mixer,” kata Kris. Kunjungan sehari ini diakhiri dengan ramah tamah dan karaoke bersama. Mereka berharap, seluruh kemajuan, pengalaman broadcasting langsung dan berbagai informasi dari Radio Kanjuruhan dapat diterapkan ditempatnya. (****)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar