Laman

Sabtu, 05 Oktober 2013

SMPN 2 Kepanjen, Kabupaten Malang Menjadi Sekolah Center



MALANG - Media Rakyat
Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) dalam wilayah Kabupaten Malang saling berlomba dan berusaha mengembangkan mutu dan performance, sehingga terjadilah daya saing dan kompetitif yang mengarah kepada mutu pendidikan. Termasuk SMPN 2 Kepanjen, sekolah ini sudah meraih predikat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sejak tahun 2009 sampai sekarang, dan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik prestasi siswa dan memperbaiki para mutu pengajarnya. Kesempatan yang diperoleh tahun anjaran 2012/2013 ini akan menjadi “Sekolah Center” yaitu sekolah yang berhak melakukan ujian sekolah dan merekrut sekolah lain menjadi mitra pendidikan.
Kepala sekolah SMPN 2 Kepanjen, Drs Agung Sutrisno, MPd menjelaskan, sekolah SMPN 2 Kepanjen ini, telah meluluskan siswa yang SBI  40 persen, dan untuk tahun pelajaran 2011/2012 berjumlah 128 siswa, yang terdiri dari dua kelas tujuh, satu kelas delapan, dan dua kelas sembilan. “Rata-rata per kelas diisi sebanyak 25 sampai 30 siswa dan mereka menempuh pelajaran selama 2,5 tahun, lebih cepat dari kelas regular,” kata Agung mantan Kepala Sekolah SMPN 2 Gedangan yang didampingi Ketua Program SBI, Woro Sulistyo YP, SPd, MPd.
Selanjutnya dijelaskan Agung, sekolah dalam tahun ajaran 2012/2013 mendapat kepercayaan untuk menjadi “Sekolah Center” yang berkerjasama dengan salah satu sekolah di Negeri Jiran,  Malyasia.  “Mr Moh Faisol dari Perwakilan Cambridge Asia Pasifik sudah melakukan kunjungan atau survei ke SMPN 2 Kepanjen, dan hasilnya akan dijadikan sebagai sekolah center mulai tahun  pelajaran 2012/2013 mendatang,” ujar Agung, jika menjadi sekolah center, maka bisa melakukan ujian sendiri dalam tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Inggris, Matematika, dan Sains, serta bisa merekrut sekolah lain dalam binaan SMPN 2 Kepanjen.Keberhasilan SMPN 2 Kepanjen  ini, kata Agung berkat usaha para guru-guru untuk meningkatkan mutu pendidikan/siswa, dan juga guru-guru ingin memperbaiki dirinya dalam mempelajari, terutama ketiga mata pelajaran tersebut, sehingga lulusan yang diharapkan sangat memuskan. “Pelajaran di SBI menggunakan Bahasa Inggris, untuk Kelas Tujuh 25 persen Bahsa Inggris dan 75 persen Bahas Indonesia, Kelas Delapan 50 persen Bahasa Inggris dan 50 persen Bahsa Indonesia, dan Kelas Sembilan 75 persen Bahas Inggris dan 25 persen Bahasa Indonesia,” timpal Sulistyo, sehingga guru-guru harus memahami dan mengerti Bahasa Inggris dengan baik.Dikatakan Agung, sekolahnya sudah menjadi SBI sejak 2009 dan secara on line terutama tiga mata pelajaran, yaitu Bahas Inggris, Matematika dan Sains. “Ketiga mata pelaran ini, sudah menjadi kurikulum utama dalam SBI, sehingga hasilnya benar-benar bermutu dan dipercayai oleh orangtua siswa,” tutur Agung, dalam SBI itu persyaratannya Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, Ketua Program, dan Penasehat Rianto, MPd harus berkualifikasi pendidikan minimal S2.
SMPN 2 Kepanjen tahun 2011/2012 jumlah siswa keseluruhan (regular dan SBI) 826 siswa, dan diasuh oleh guru-guru sebanyak  SBI 16 guru dan satu Guru Tidak Tetap (GTT), sedangkan  regular sebanyak 44 orang. Guru-guru merupakan alumini dari UMM, Kanjuruhan, Muhammadyah, Budi Utomo, Wisnu Warhdana, dan IKIP PGRI semuanya dari Malang.

Dibuka Kelas CIE

Dijelaskan Agung, untuk memperoleh sertifikat internasional tidak harus Sekolah Bertaraf Internasioanl (SBI), kini telah hadir  Qualifikasi Cambridge Internasional Examinatio (CIE) yang diselenggarakan oleh SMPN 2 Kepanjen dan dibina oleh Unit Pengembangan Sekolah Laboratorium Universitas Negeri Malang.  “CIE, adalah program penyelenggaraan ujian qualifikasi internasional bagi siswa SMP yang ingin mendapatkan sertifikat internasional  dari Cambridge Internasional Examination  (Universitas Cambridge di Inggris),” ungkap Agung, ujiannya meliputi bidang studi Bahasa Inggris, Matematika, dan Sains.

Menurut Agung, keuntungan dari mengikuti CIE adalah peserta qualifikasi CIE tidak harus menjadi siswa SBI, memiliki kesetaraan dengan siswa-siswa di luar negeri, kegiatan belajar fleksibel dapat dilakukan di luar sekolah, dapat digunakan untuk melanjutkan sekolah di luar negeri, dan anak-anak tetap bisa bersekolah di SMP masing-masing. “Syarat pendaftaran sebagai siswa SMP Negeri atau Swasta Kelas VII dibuktikan dengan  surat keterangan dari kepala sekolah,” harap Agung, dan yang belum jelas informasi tentang CIE bisa menghubungi guru Woro Sulistyo sebagai Chief Executive of Kepanjen. (azis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar