Terkait pungutan uang Sumbangan Biaya
Pengembangan Pendidikan (SBPP) yang dilakukan oleh Kepala SDN Bunulrejo 2 kota
Malang, Sigit Priyono beberapa waktu lalu sebesar Rp 2.150.000 kepada tiap
siswa sebanyak 100 siswa yang mendaftar di sekolah tersebut, maka Kepala Dinas
Pendidikan kota Malang, Sri Wahyuningtyas mengintruksikan agar dikembalikan
kepada para wali murid.Hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Dasar (Dikdas), Dinas Pendidikan kota Malang, S. Atika W kepada awak
media saat ditemui diruang kerjanya, Kamis lalu, saat menirukan ucapan yang
disampaikan Kepala Dinas Pendidikan. "Itu yang disampaikan bu Yuyun
(sapaan akrabnya) yang saya tahu. Tindakan Kepala Sekolah itu memang salah dan
sudah diakuinya serta dia sudah minta maaf saat menemui bu Yuyun tiga hari yang
lalu," ujarnya.Sebagaimana diketahui, bahwa SDN Bunulrejo 2 itu menerima
siswa baru tahun ini sebanyak 100 siswa, sehingga total uang SBPP sebesar Rp.
215.000.000. Dan Sidik sempat menyatakan jika itu sesuai dengan rencana kerja
sekolah serta sudah berdasarkan persetujuan dari para wali murid, karena
sekolah tersebut saat ini juga sedang menambah satu ruang kelas. Selain itu, dari
uang itu juga akan digunakan sebagai penambah fasilitas sekolah seperti kamera
CCTV, LCD dan lain-lain.Lebih lanjut, Atika mengatakan jika Kepala Dinas
Pendidikan agar uang itu secepatnya dikembalikan dan jika sudah diharapkan
segera menemui bu Yuyun. "Bu Yuyun menyampaikan jika tidak ada alasan
apapun untuk tidak mengembalikan uang itu, meskipun pak Sidik sudah meminta
maaf kepadanya," sambungnya.Saat ditanya apakah nantinya Sidik akan
mendapat sangsi keras dari kepala dinas pendidikan, Atika mengaku masih belum
tahu secara pasti. "Hal itu kewenangan dari Yuyun, apakah akan diberi
sangsi atau tidak. Kalaupun nantinya diberi sangsi, kami juga tidak tahu sangsi
tersebut nantinya seperti apa. Sepenuhnya merupakan kewenangan Kepala
Dinas," imbuhnya.Sementara itu, Sidik Priyono saat dihubungi via ponselnya
mengaku jika besok akan mengumpulkan para wali murid dan mengembalikan uang
tersebut. Sidik juga mengaku jika sebagian wali murid sudah menerima
pengembalian uang itu. Sedangkan terkait kelas yang masih dalam tahap
pembangunan, karena sudah menerima 100 siswa, sedangkan kuota untuk 2 kelas
seharusnya 70 anak, maka Sidik berencana akan menggunakan musola sebagai ruang
kelas untuk sementara waktu sambil menunggu selesainya pembangunan kelas
tersebut.Sedangkan alasan kuat sekolah tersebut menerima 100 siswa baru tahun
ini, menurut Atika, dikarenakan untuk menampung siswa yang ada disekitar
sekolah tersebut. "Banyak warga yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di
sekolah tersebut, dan pihak sekolah tidak bisa melarangnya. Akhirnya jumlah
yang diterima melebihi kuota," tukasnya. (zis)