Laman

Jumat, 06 Desember 2013

Dua penghargaan OA lengkapi Kegembiraan HUT Ke-1253 Kabupaten Malang



Surabaya,Media Rakyat
biraan HUT ke-1253 Kabupaten Malang semakin terasa lengkap dengan diboyongnya dua penghargaan dari ajang Otonomi Award  (OA) yang diselenggarakan The Jawa Post Institute Of Pro Otonomi (JPIP) di JX Internasional Surabaya baru-baru ini. Dua penghargaan berupa gold trophy dan silver trophy tersebut, diterima Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Dr. Abdul Malik, Msi yang mewakili Bupati Malang yang berhalangan hadir.Dengan inovasi yang dicetuskan dibidang kesehatan berlabel Survilans Epidemiologi terpadu berbasis masyarakat atau sutra EMAS, Kabupaten Malang berhasil memboyong kemenangan untuk Special Category Region in a Leading  Breaktrough on Health Service atau daerah dengan inovasi terbaik bidang pelayanan kesehatan. Bidang pelayanan publik ini ternyata tak hanya menyabet satu kategori saja, Grand Category Region in a Leading Breaktrough on Publik Service atau daerah dengan inovasi terbaik bidang pelayanan publik juga diraih.Penemuan cepat terhadap kasus penyakit menular, penyakit tidak menular dan faktor resiko tinggi pada ibu dan bayi melalui program sutra EMAS mampu menurunkan jumlah angka kematian. “Dengan sutra EMAS penurunan jumlah kematian sangat bermakna. Penurunannya mencapai 5% hingga 20 %. Dan ini merupakan program satu-satunya di Indonesia,” terang Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan Masyarakat, dr. Hadi Puspita usai menghadiri Otonomi Award mendampingi Sekda. Selain dua kategori tersebut, Kabupaten Malang juga masuk nominasi untuk dua kategori yakni Special Category Region in Innovative Breaktrough on Public Accauntability atau daerah dengan inovasi menonjol bidang akuntabilitas publik dan nominasi Otonomi Award untuk Special Category Region in an Innovative Breaktrough on Administration service atau daerah dengan inovasi menonjol bidang pelayanan administrasi (azis/hum)

 

Kelurahan Yang Masih Bernuansa Pedesaan



Malang Media Rakyat
Kelurahan yang satu ini memang masih ingin mempertahankan kekayaan budaya Jawa. Seperti yang dilangsungkan kemarin malam (3/12), kelurahan yang berada disebelah utara pasar Kepanjen ini juga mengadakan bersih desa layaknya sebuah desa-desa lain di Kabupaten Malang. Acara ini berlangsung semalam suntuk yang dihadiri oleh orang nomor satu di Kabupaten Malang, Bupati H. Rendra Kresna. Bung Rendra disambut dengan kalungan bunga oleh masyarakat Ardirejo yang heterogen. Acara ini juga dihadiri oleh muspika Kepanjen, Camat Turen, Lurah Turen, Kepala Desa Tumpukrenteng dan para kepala desa diwilayah kecamatan Kepanjen. Masyarakatpun sangat antusias karena ada gelaran khas bersih desa yakni wayang kulit dengan dalang Kantut Sutanto asal Karangploso.Dalam sambutannya, bupati mengajak seluruh warga untuk selalu bersyukur atas segala rahmat dan karunia dari Allah SWT. “Ini adalah cerminan dari masyarakat yang agamis, yang pandai bersyukur,” ucap bupati. Melalui kegiatan seperti ini, sambung bupati, masyarakat akan bisa guyub rukun. Ia ingin, acara yang digelar setahun sekali ini bisa terus dipertahankan. “Biasanya yang memakai kata bersih desa adalah desa, tapi ini kelurahan. Itu mencerminkan kebersamaan yang guyub, penuh keakraban, kebersamaan dan dengan semangat kegotong royongan,” jelas bupati. Dalam kesempatan ini, Bung Rendra juga sempat memberikan potongan tumpeng kepada sesepuh Kelurahan Ardirejo yakni Bapak Untung. Setelah itu, sebelum dimulainya pagelaran wayang, bupati juga menyerahkan gulungan wayang kepada sang dalang.Dijelaskan salah satu sesepuh desa, Bapak Untung, keberadaan Kelurahan Ardirejo tak lepas dari babat alas dan buah perjuangan Ahmad Siman. “Makamnya sekarang ada di jalan Adiutomo, ditengah sawah,” kata Untung. Ahmad Siman sendiri berasal dari Pacitan. Ia adalah putra dari Mbah Jiman. Zaman dahulu, sekitar tahun 1800-an, ia mulai menetap didaerah ini dan kemudian memiliki 6 orang anak. “Empat anak menetap di Adiutomo, lalu yang  satu di Desa Dilem dan yang satunya lagi pindah ke daerah Gunung Kawi. Nah, yang di Gunung Kawi inilah kemudian dikenal dengan nama Eyang Djoego atau Kyai Zakaria,” ulas Untung. Dari sejarah tersebut, daerah ini juga semakin berkembang semenjak zaman penjajahan Belanda sampai saat ini.Sementara itu, ketua panitia bersih desa, Bambang Hariyanto mengungkapkan acara ini juga sekaligus untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun Kabupaten Malang ke-1253. Kelurahan yang memiliki dua wilayah terpisah ini, yakni Krajan dan Bangsri, tergolong sebagai kelurahan yang cukup luas. Kedua wilayah ini dipisahkan areal persawahan yang cukup luas dan perlintasan kereta api. “Dengan wilayah yang luas ini, kami ingin mempersatukan warga. Itu karena seolah-olah jalan alternatif disana cukup sempit. Padahal jalan ini menjadi jalur alternatif jika dipusat kota Kepanjen macet seperti terjadi akhir pekan kemarin,” urai pria yang juga sebagai seorang anggota polisi ini. (azis/hum)

Semangat HUT KORPRI, Bertekad Tingkatkan Kinerja



Malang Media Rakyat
Korps Pegawai Republik Indonesia atau KORPRI harus mampu meningkatkan kinerja untuk membantu terwujudnya reformasi birokrasi yang baik. Hal ini disampaikan Bupati H. Rendra Kresna saat memberikan amanat pada upacara peringatan HUT KORPRI yang ke-42 di Stadion Kanjuruhan Kepanjen pagi tadi (29/11). HUT KORPRI tahun ini terasa istimewa karena berbarengan dengan Hari Ulang Tahun Kabupaten Malang yang ke-1253Menurut Bung Rendra, panggilan akrab bupati, untuk mencapai reformasi birokrasi yang baik, seluruh aparatur pemerintahan wajib meningkatkan kualitas dan kinerja. “Selain itu, hindarilah praktek-praktek negatif dan ciptakan suasana yang aman dan nyaman serta jangan lupa jaga toleransi,” ucap bupati dihadapan ribuan PNS dari berbagai SKPD maupun kecamatan dilingkungan Kab Malang. Dengan upaya tersebut, masih kata bupati, pembangunan akan berjalan dengan lancar dan target untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat bisa terwujud. “KORPRI memiliki peran yang strategis, sehingga masing-masing aparatur juga harus mengerti tugas masing-masing. Mari terus tingkatkan semangat dan kinerja,” sambung Bung Rendra. Dalam perayaan tahun ini, Bupati juga memberikan sejumlah penghargaan bagi mereka yang berprestasi. Meliputi SKPD atau lembaga/badan dan kecamatan diseluruh Kabupaten Malang. Penghargaan tersebut langsung diberikan Bung Rendra usai pelaksanaan upacara bendera.  Tahun ini, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Malang menyandang predikat SKPD berkinerja terbaik dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat. Salah satu SKPD dibawah komando Purnadi selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ini memborong dua penghargaan, meliputi Makarya Adi Utama dan Makarya Utama. Sementara, penghargaan serupa untuk kecamatan diraih Kecamatan Gondanglegi, lalu dibelakangnya Kepanjen dan Karangploso. Gondanglegi juga terpilih secagai juara umum keberhasilan pembangunan. Sedangkan kecamatan berkinerja rendah juga diumumkan kemarin. Berturut-turut kecamatan Sumberpucung, Pakisaji dan Bantur mendapatkan penilaian yang dipimpin Sekda Dr. Abdul Malik SE, M.Si ini. (azis/hum)

Jalan Sehat dan Kejurnas Sepatu Roda Lengkapi Hari Jadi



Malang Media Rakyat
Rangkaian kegiatan menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Malang ke-1253 semakin lengkap dengan digelarnya event bertajuk olahraga. Setelah seharian sampai semalam suntuk masyarakat dimanjakan dengan kegiatan pawai budaya sampai pameran produk unggulan, Minggu pagi (1/2), Pemkab. Malang menggelar dua event secara hampir bersamaan, yakni jalan sehat serta Kejuaraan Nasional Sepatu Roda yang ke-2. Selain itu, yang tak kalah hebohnya yakni ada pemecahan rekor MURI memanggang sate kelinci sepanjang 1.253 meter yang diikuti 1.253 peserta dengan menggunakan sebanyak 50.230 tusuk. Bung Rendra tampak bersemangat memberangkatkan para peserta jalan sehat yang diikuti lebih dari 1.000 orang ini. “Kegiatan ini seluruhnya juga untuk menyambut Hari Ulang Tahun Kabupaten Malang yang ke 1253. Melalui olahraga, badan akan menjadi sehat dan itu merupakan salah satu faktor mendukung keberhasilan pembangunan,” kata Bung Rendra, sapaan akrabnya Dalam kegiatan jalan sehat ini, seluruh peserta kompak mengenakan satu pakaian khusus warna kuning. Sehingga mereka bisa dengan jelas dibedakan dengan peserta kegiatan lain. Itu karena tak lain kemarin ada ribuan orang yang memadati kompleks Stadion Kanjuruhan, tempat acara berlangsung. Salah satu peserta, Novi, mengaku ingin mengikuti seluruh acara yang digelar. “Ada banyak kegiatan hari ini, (kemarin, red), mudah-mudahan kami bisa mendapatkan beberapa hadiah,” ungkap wanita asal Desa Sukoraharjo Kepanjen ini bersama suami serta anaknya. Ditanya harapan kedepan acara seperti ini, ia bersama sang suami kompak menyebut gelaran ini sangat memanjakan masyarakat. “Saat-saat ini banyak sekali masalah dan problematika kehidupan, melalui acara seperti ini akan bisa mengurangi bahkan menambah semangat,” jawab Yanto, suami Novi.Panitia juga telah menyediakan berbagai macam hadiah menarik, seperti sepeda motor, sepeda gunung, kulkas, TV dan puluhan door price bagi mereka yang beruntung. Rute yang dilewati para peserta kurang lebih sejauh 6 km. Setelah start dipintu gerbang Stadion Kanjuruhan, para peserta melewati Jl. Trunojoyo sampai dengan kompleks TNI Yon Zipur 5 Kepanjen. Dari sana, peserta diarahkan melewati jalanan menuju Dusun Mlaten Desa Panggungrejo yang disisi kanan kirinya terdapat view persawahan yang indah. Kemudian rute selanjutnya menuju Desa Kedungpedaringan dan terakhir kembali lagi ke halaman Stadion Kanjuruhan.Usai memberangkatkan peserta gerak jalan, Bung Rendra beralih ke sisi timur halaman Stadion Kanjuruhan tempat kejuaraan sepatu roda dilaksanakan. Disana sudah menunggu ratusan atlit sepatu roda dari berbagai penjuru Indonesia. Sebelum membuka secara resmi, Bung Rendra menyampaikan dengan adanya sirkuit yang baru selesai dibangun ini, diharapkan nantinya potensi atlit sepatu roda dari Kab Malang akan lebih mampu berbicara dikancah nasional. “Mudah-mudahan dengan berlatih tekun nanti bisa berprestasi. Saya lihat disini memiliki potensi yang bagus,” kata bupati asal Mangliawan Pakis ini.Ia menambahkan, lapangan (sirkuit, red) ini kedepan akan dibenahi lagi agar nantinya kegiatan olahraga sepatu roda bisa dilakukan dengan aman dan nyaman. Ketua panitia kegiatan, Ismaryono, mengatakan, kejurnas bertaraf nasional ini sudah dimulai sejak kemarin dan akan diakhiri hari Minggu. “Ada sebanyak 520 atlit yang mengikuti. Mereka berasal dari 30 klub di Indonesia. Ini menjadi rekor kejurnas dengan peserta terbanyak se-Indonesia. Tahun lalu sendiri hanya diikuti sekitar 130 atlit,” ulas Ismaryono. Tak hanya dari dalam negeri, pamor sirkuit sepatu roda Kanjuruhan ini ternyata juga mampu menarik peserta dari luar negeri yakni Malaysia. Klub tersebut adalah Kitty Wangsa. Dengan kondisi sirkuit yang modern dan dilengkapi pengaman khusus diseluruh sirkuit, para peserta tampak enjoy melakukan warm up sebelum bertanding. Mewakili dunia sepatu roda di Kabupaten Malang, Ismaryono memberikan apresiasi khusus kepada bupati karena dinilai memiliki komitment yang tinggi memajukan dunia olahraga, khususnya sepatu roda Meski sehari sebelumnya Bung Rendra mengikuti seluruh rangkaian acara mulai dari Pisowanan Agung dan pameran produk unggulan, namun tak tampak sedikitpun rasa lelah pada dirinya. Dengan semangat, orang nomor satu di Kabupaten Malang ini mengikuti dan membuka seluruh rangkaian kegiatan pada Hari Minggu. Selain gerak jalan dan kejurnas sepatu roda serta pemecahan rakor MURI memanggang sate kelinci, siangnya juga berlangsung lomba kontes ternak. Sedangkan pada malam harinya ada live event musik yang dimeriahkan band ternama D’Bagindas serta artis Siti Badriyah. (azis/hum)