Laman

Kamis, 20 September 2012

Eddy Rumpoko Akhirnya Bisa Mengikuti Pilwali


Batu Media Rakyat
Walikota Batu Eddy Rumpoko akhirnya bisa mengikuti pilwali kedua kalinya tahun 2012 ini. Itu dimungkinkan setelah hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Surabaya mengabulkan gugatan DPC PDIP Batu (partai pengusung cawali Eddy Rumpoko) atas KPU Batu, Kamis (20/9/2012).Dalam amar putusannya hakim tunggal Esau Ngefak menolak seluruh eksepsi dari tergugat (KPU) dan mengabulkan sebagian gugatan penggugat (PDIP). Materi gugatan yang tidak diterima yakni mengenai permintaan penggugat untuk menunda proses pilwali Batu.Hakim juga membatalkan obyek sengketa berupa obyek sengketa (keputusan KPU nomor 270/188/KPU Kota-014.329951/VIII/2012 tanggal 7 Agustus 2012 tentang Hasil Penelitian Ulang Surat Pencalonan beserta lampirannya pemilukada Kota Batu tahun 2012. Serta surat keputusan berita acara nomor 270/75/BA/VIII/2012 tanggal 7 Agustus 2012 tentang Penetapan Pasangan Calon yang memenuhi syarat sebagai peserta pemilukada dan wakil kepala daerah kota Batu tahun 2012. Serta memerintahkan KPU untuk cabut keputusan dua putusan tersebut dan memerintahkan KPU untuk menerbitkan surat keputusan yang menetapkan pasangan Eddy Rumpoko-Punjul Santoso sebagai calon yang memenuhi syarat kepala daerah dan wakil kepala daerah kota Batu sesuai aturan perundang-undangan.(Nara sumber surya)…(zis/mudi)

Penerima Bidikmisi di Unima Miliki IPK Tinggi


Manado –Media Rakyat
Menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri terbaik di Sulawesi Utara tidak pernah dibayangkan oleh Winda Senduk, anak seorang petani. Ditambah lagi kondisi kesehatan ibunya yang menderita stroke. Namun mahasiswi semester III Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Manado (Unima) ini yakin, dengan beasiswa Bidikmisi yang diterimanya, peluang mencapai cita-citanya untuk menjadi seorang guru dapat terbuka lebar.Winda merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia bertekad kuat untuk meraih cita-cita dan membahagiakan orangtuanya. Orangtua Winda tinggal di salah satu desa di kabupaten lain, yang jaraknya cukup jauh dari Unima. Dua kakak Winda hanya bersekolah sampai SMK, lalu mereka langsung mencari pekerjaan.  Tapi Winda berhasil masuk perguruan tinggi negeri, bahkan meraih prestasi akademik yang bagus dengan memperoleh IPK 3,8.  Tidak jauh berbeda dengan Winda, Singgih, anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan   petani dan ibu rumah tangga, yang juga menerima Bidikmisi. Keluarga Singgih merupakan pendatang di Manado yang berasal dari Purwokerto, Jawa Tengah. Ia bertekad ingin mewujudkan cita-citanya menjadi seorang guru, sama seperti yang Winda cita-citakan.Singgih kini duduk di semester I Fakultas Teknik Mesin Universitas Negeri Manado.  Ia berharap segera dapat menyelesaikan studinya untuk membahagiakan kedua orangtuanya. Ia juga ingin membuat orang tuanya bisa naik haji dengan jerih payahnya sendiri. Karena baginya, kedatangannya jauh-jauh dari Jawa Tengah harus bisa berhasil meraih cita-cita dan mewujudkan impiannya.Satu lagi mahasiswa penerima Bidikmisi di Unima adalah Gabriela Ranto, yang akrab dipanggil Geby. Saat ini ia duduk di semester V Fakultas Teknik Jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Geby merupakan anak tunggal di keluarganya. Dengan tekad yang kuat dan bulat dia ingin membahagiakan kedua orangtuanya yang bekerja sebagai petani.  Orang tuanya tinggal di Desa Kumelembuai di Minahasa Selatan, jauh dari Unima. Semangatnya dalam meraih cita-cita  dan mendapatkan penilaian yang baik berhasil dibuktikannya dengan meraih IPK 3,6. Winda, Singgih, dan Geby, merupakan contoh mahasiswa penerima Bidikmisi yang semangat meraih cita-citanya. (JS)