Laman

Minggu, 21 Juli 2013

MOS SMKN 1 Singosari Ditutup Dengan Kegiatan Baksos



Malang Media Rakyat
Upacara penutupan Masa Orientasi Siswa (MOS) SMKN 1 Singosari tahun ajaran 2013-2014 yang digelar di lapangan Desa Slamparejo Kecamatan Jabung hari ini Rabu pagi, (17/07). Sekitar 475 siswa-siswi dari berbagai jurusan nampak semangat mengikuti upacara penutupan ini. Usai upacara acara diakhiri dengan kegiatan bakti sosial salah satunya adalah dengan cara membagikan kurang lebih 400 paket sembako gratis kepada warga yang kurang mampu dari Desa Slamparejo.Dalam kesempatan tersebut Bupati Malang H. Rendra Kresna bertindak sebagai Inspektur upacara sekaligus menutup kegiatan MOS ini, menyampaikan pesannya, “ MOS bukan sebagai ajang perpeloncoan atau balas dendam kepada adik kelasnya, tapi MOS prinsipnya adalah mengenalkan kondisi lingkungan sekolahnya, siswanya, gurunya, serta mengenal ilmu yang akan ditimbanya biar nanti ketika sudah masuk sekolah tidak kaget dan terkejut dengan lingkungan sekolahnya yang baru,” jelas Bung Rendra.“Di sekolah tidak hanya dibekali dan diberikan ilmu tentang pengetahuan saja tapi ilmu sosial kemasyarakatan juga diajarkan, makanya usai MOS ini oleh pihak sekolah adik-adik langsung diterjunkan ke masyarakat dengan mengikuti kegiatan bakti sosial agar adik-adik belajar lebih dekat dan mengenal kehidupan masyarakat,” himbaunya usai menyerahkan bantuan paket sembako secara simbolis kepada warga yang kurang mampu.Menurut keterangan Dra. Tutik Yuliati, Kepala Kompetensi Keahlian, guru sekaligus panitia MOS ini menjelaskan bahwa, siswa yang baru diwajibkan mengikuti MOS dengan waktu kurang lebih 6 hari mulai tanggal, 3,4 dan 5 Juli 2013 dan dilanjutkan tanggal, 15,16 dan 17 Juli 2013, “Kegiatan MOS ini dilaksanakan selama 6 hari, 3 hari di lapangan yaitu kegiatan baris-berbaris dan olahraga, kemudian yang 2 hari di kelas yaitu dengan pengenalan-pengenalan tentang sekolah, dan bidang studi yang akan ditimba para murid. Kemudian yang 1 hari ditutup dengan upacara dan bakti sosial, hal ini rutin kita lakukan dan sudah 3 tahun ini,” terangnya.Warga Desa Slamparejo merasa senang Desanya dijadikan tempat untuk kegiatan bakti sosial dari murid-murid SMK dari luar Kec. Jabung, hal ini terbukti dari salah satu warga yang kurang mampu yaitu bu Tumini yang menjelaskan bahwa dirinya merasa senang sekali mendapatkan bantuan. “Saya sangat senang bisa mendapatkan sembako karena saat ini bulan puasa, sangat membantu sekali warga seperti saya ini yang kurang mampu, dan saya berharap semoga bantuan ini bisa rutin diberikan minimal 3 bulan sekali,” harapnya.(azis/hms)

Jual Perawan Anak Buat Bayar Utang



Lumajang-Media Rakyat
Bener kata orang tua jaman dulu kalau sekarang jamane jaman edan (jaman gila). Hal ini terbukti saat ibu sendiri merelakan harta paling berharga anaknya untuk bayar utang ke pria hidung belang.Sungguh tak dapat dinalar  kelakukan Busar (50). Warga Desa Buwek Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa timur, ini tega menyetubuhi Melati (nama samaran) yang masih berusia 15 tahun. Melati sendiri adalah warga Desa Kudus Kecamatan Klakah.Pelaku yang sudah beristri itu tega memerkosa Melati lantaran ibu korban memiliki utang kepadanya sebesar Rp. 700 ribu.Informasi yang berhasil dihimpun di Mapolsek, Sabtu (20/7), korban saat itu disuruh ibunya mendatangi pelaku. Ternyata, ibu korban sudah mengabari pelaku agar keperawanan anaknya dijadikan untuk membayar utangnya.Lantaran tak kuat membayar utang itulah, pelaku menyanggupi untuk menikmati keperawanan Melati sesuai izin dari ibunya. "Ini sudah disetujui ibunya, bukan saya yang maksa," ujar pelaku dengan polosnya.Kapolsek Klakah, AKP Sutopo mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus pemerkosaan dan motif lainnya. Namun, pelaku tetap ditahan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan bejatnya. "Ya kita tahan, karena dia menyetubuhi anak di bawah umur," jelasnya.
Pelaku dijerat Undang-Undang tentang perlindungan anak di bawah umur dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. (****)

Terjaring 18 Pasangan Mesum Di Hotel Pasar Besa



Surabaya-Media Rakyat
 Petugas Satpol PP kota surabaya,yang dibantu dengan kepolisian dan anggota TNI, kembali melakukan pengrebekan di hotel pasar besar,disini Petugas berhasil mengamankan 18 pasangan mesum yang tidak memiliki surat resmi buku nikah atau KTP yang tidak sama tempat tinggalnya," ujar Dhari Kabag Ops satpol pp kota surabaya.Menurut Dhari,ke delapan belas pasangan mesum tersebut, sudah kita amankan dan langsung dibawa ke kantor,guna untuk diproses pendataan lebih lanjut,dan bilamana sampai batas waktu yang sudah ditentukan, dan tidak bisa menunjukan bukit surat resmi,maka mereka akan dikirim ke Liponsos dinas sosial guna pembinaan," TerangnyaSelain itu juga ditemukan puluhan minuman keras berbentuk kaleng yang beralkohol salah satu merk ternama yang dijual-belikan oleh pihak hotel dan di salah satu kamar juga di temukan dua botol minuman keras berkadar alkohol renda Petugas langsung menyita barang haram tersebut. Sebelum bulan puasa pihak hotel sudah diberitahu oleh Petugas selama bulan puasa jangan menjual minuman yang mengandung alkohol,tapi masih saja mokong  dijual belikan,dan kami sita sebagai barang bukti serta tindakan selanjutnya akan kami panggil pihak pimilik hotel untuk di mintai keterangan lebih lanjut," Jelasnya. (*****)

Kompetensi Wartawan Kebudayaan Ditingkatkan



Bogor-Media Rakyat
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud mengadakan kegiatan Peningkatan Kompetensi bagi Wartawan Kebudayaan mulai 18 s.d. 25 Juli 2013 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya menjawab kurangnya ketersediaan tenaga wartawan yang kompeten di bidang kebudayaan.Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kemdikbud Syawal Gultom mengatakan, wartawan bukan hanya sekedar pekerjaan. Lebih dari itu, wartawan adalah sebuah profesi seperti halnya dokter, yang mengutamakan profesionalisme dalam bekerja. “Pertanyaannya apakah wartawan seperti itu? Wartawan dihadapkan idealisme dan fakta kehidupan. Antara idealisme dan profit,” ujarnya saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi bagi Wartawan Kebudayaan di Hotel Bukit Gumati, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (18/7/2013).Peserta sebanyak 60 orang berasal dari wartawan dari berbagai media masa di seluruh Indonesia diantaranya dari Waspada (Medan), Batam Pos (Batam), Suara Merdeka (Jawa Tengah), Kedaulatan Rakyat (DIY), RRI Samarinda, Antara Sulawesi Utara, Cahaya Papua, Media Indonesia (DKI Jakarta), dan utusan dari internal Kemdikbud.Syawal menggarisbawahi, inti kompetensi meliputi hardskill dan soft skill. Dia menjelaskan, hardskill meliputi keterampilan dalam meliput berita, sedangkan softskill meliputi daya juang, kejujuran, obyektivitas, dan mampu bekerja di bawah tekanan. “Frame yang terbatas akan mereduksi berita. Keterampilan penting, namun tidak bisa berkembang tanpa adanya pengetahuan,” katanya.Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kebudayaan Shabri Aliaman mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman bersama ( MoU) antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia Pusat pada Oktober tahun lalu. Latar belakang MoU ini adalah selama ini peristiwa yang diekspos kebanyakan adalah di bidang politik, sedangkan di bidang kebudayaan sangat sedikit. “Wartawan perlu diperkaya pengetahuannya tentang kebudayaan. Dengan peningkatan kompetensi ini wartawan bisa menyajikan berita dengan baik dan memiliki kecintaan tinggi terhadap kebudayaan,” katanya.Sekretaris Jenderal Persatuan Wartawan Indonesia Hendry Ch Bangun mengatakan, program peningkatan kompetensi wartawan ini dilaksanakan untuk kedua kalinya sejak 2010 oleh Sekolah Jurnalisme Kebudayaan (SJK) di bawah naungan Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI). Dia mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya PWI menjawab keluhan masyarakat mengenai tidak meratanya kompetensi wartawan sejak reformasi. “Diharapkan ke depan ada penulis kebudayaan yang kompeten,” katanya.Nara sumber diantaranya pengajar dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Sekolah Tinggi Filsafat Dwiyarkarya, Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia, Universitas Nasional, Fakultas Seni Rupa Desain Institut Teknologi Bandung, dan Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta. Selain itu, pengajar dari Sekolah Jurnalistik Kebudayaan PWI, Wartawan Kompas, dan Lembaga Pers Dr.Sutomo.Materi ajar meliputi Problematika pers/etika jurnalistik oleh Hendry Ch Bangun, problematika kebudayaan oleh Prof Edi Sedyawati, Materi lainnya cagar budaya dan permuseuman oleh Junus Satrio Atmodjo, dasar-dasar kritik seni rupa oleh Asmudjo Jono Irianto, pengantar filsafat seni oleh Prof Mudji Sutrisno, dasar-dasar kritik sastra oleh Prof Wahyu Wibowo, dan dasar-dasar kritik film dan televisi oleh Willy Hangguman.Para peserta juga akan mengikuti praktik lapangan ke Istana Bogor dan Kampung Budaya Sindang Barang. Teknik penulisan feature akan dikupas oleh Bre Redana, sedangkan teknik fotografi oleh Arbain Rambey. (***)



Tiga Pejabat Struktural Eselon IV di Lantik Sekda



Malang Media Rakyat
Masih dibulan yang sama yakni bulan Juli  Pemkab Malang kembali melakukan pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan tiga pejabat struktural Eselon IV. Kegiatan yang dihadiri semua kepala SKPD tersebut dilangsungkan secara hikmat di Ruang Rapat Anusapati, Senin (15/7). Bung Rendra yang kebetulan sedang ada agenda lain, diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Dr. H. Abdul Malik , SE, Msi.Ketiga penjabat yang dilantik hari ini menurut Kabid  Mutasi Jabatan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Malang, Prasetyani Arum Anggorowati, SH “Pada pelantikan 4 Juli 2013 lalu, Pemkab memang baru saja melakukan pelantikan sebanyak 169 pejabat terdiri dari pejabat Eselon III, IV dan V.  Jumlah seharusnya yang dilantik pada waktu itu sebanyak 172 orang, namun karena 3 orang berhalangan hadir maka ketiganya baru dilantik hari ini,” terang Arum usai pelantikan. Tiga orang tersebut adalah Yulius Nanang Setiawan, SH yang dilantik menjadi Kasubag Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dinas Pemuda dan Olah Raga, Heni Kusrini Andayani, SP, Msi yang dilantik menjadi Kasubag Kauangan Bapeda, dan Andi Suriana, SH dilantik menjadi Kasi Pengembangan dan Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UMKM. Yulius sendiri sebelumnya menjabat sebagai Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan sedangkan Heni menjabat sebagai Kasubag Keuangan Bapeda dan Suriana sebelumnya adalah staff Dinas Koperasi dan UMKM.Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Sekda disampaikan bahwa guna meningkatkan kinerja roda pemerintahan, salah satunya dilakukan dengan mutasi jabatan. Mutasi yang ditandai dengan pelantikan pejabat ini tidak saja semata untuk mengisi kekosongan  karena ada pejabat yang purna tugas, namun ada juga pelantikan yang  tujuannya adalah pergantian pejabat (Tour of Duty) dan juga sebagai langkah penyegaran sekaligus sebagai alat evaluasi.
Ditegaskan pula dalam sambutan Bupati, di dalam setiap pergantian sama sekali tidak mengandung unsur hukuman maupun unsur kebencian. Akan tetapi yang ada hanyalah penyegaran dengan tujuan menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik. Dan dalam pemerintahan itu mutlak dilakukan.Yang harus dipahami pula oleh para pejabat yang baru saja dilantik, bahwa mereka memperoleh amanah untuk posisi ini sudah  melalui berbagai pertimbangan khusus yang dilakukan secara internal. Dan jabatan yang di emban ini bukanlah “hadiah” bukan “hak” dan bukan pula “kepemilikan” Jabatan yang diemban adalah sebuah amanah yang harus dipertanggunjawabkan. Jabatan bukan pula untuk dibanggakan, melainkan harus dijadikan sebagai alat untuk bisa mawas diri dengan memahami tugas pokok dan fungsi. Karena setelah mereka dilantik hari ini, bisa saja dalam jangka waktu tertentu jika tidak dapat menunjukkan kinerja yang baik mereka harus ikhlas diganti. Sehingga perlu disadari bahwa jabatan bukanlah tempat untuk bersenang-senang atau mengumpulkan materi demi kepentingan pribadi . Pelantikan tidak saja bermakna bagi yang berkepentingan melainkan harus bermakna pula bagi institusi, pemerintah, dan masyarakat Kabupaten Malang. (azis/hms)