MALANG - Media Rakyat
Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) dalam wilayah Kabupaten Malang saling berlomba dan berusaha
mengembangkan mutu dan performance, sehingga terjadilah daya saing dan
kompetitif yang mengarah kepada mutu pendidikan. Termasuk SMPN 2 Kepanjen,
sekolah ini sudah meraih predikat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sejak
tahun 2009 sampai sekarang, dan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik
prestasi siswa dan memperbaiki para mutu pengajarnya. Kesempatan yang diperoleh
tahun anjaran 2012/2013 ini akan menjadi “Sekolah Center” yaitu sekolah yang
berhak melakukan ujian sekolah dan merekrut sekolah lain menjadi mitra pendidikan.
Kepala sekolah SMPN 2 Kepanjen, Drs Agung Sutrisno,
MPd menjelaskan, sekolah SMPN 2 Kepanjen ini, telah meluluskan siswa yang
SBI 40 persen, dan untuk tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 128 siswa, yang terdiri dari dua kelas tujuh,
satu kelas delapan, dan dua kelas sembilan. “Rata-rata per kelas diisi sebanyak
25 sampai 30 siswa dan mereka menempuh pelajaran selama 2,5 tahun, lebih cepat
dari kelas regular,” kata Agung mantan Kepala Sekolah SMPN 2 Gedangan yang didampingi
Ketua Program SBI, Woro Sulistyo YP, SPd, MPd.
Selanjutnya dijelaskan Agung, sekolah dalam tahun
ajaran 2012/2013 mendapat kepercayaan untuk menjadi “Sekolah Center” yang
berkerjasama dengan salah satu sekolah di Negeri Jiran, Malyasia. “Mr Moh Faisol dari Perwakilan Cambridge Asia Pasifik sudah
melakukan kunjungan atau survei ke SMPN 2 Kepanjen, dan hasilnya akan dijadikan
sebagai sekolah center mulai tahun
pelajaran 2012/2013 mendatang,” ujar Agung, jika menjadi sekolah center,
maka bisa melakukan ujian sendiri dalam tiga mata pelajaran yaitu Bahasa
Inggris, Matematika, dan Sains, serta bisa merekrut sekolah lain dalam binaan
SMPN 2 Kepanjen.
Keberhasilan SMPN 2 Kepanjen ini, kata Agung berkat usaha para guru-guru
untuk meningkatkan mutu pendidikan/siswa, dan juga guru-guru ingin memperbaiki
dirinya dalam mempelajari, terutama ketiga mata pelajaran tersebut, sehingga
lulusan yang diharapkan sangat memuskan. “Pelajaran di SBI menggunakan Bahasa
Inggris, untuk Kelas Tujuh 25 persen Bahsa Inggris dan 75 persen Bahas
Indonesia, Kelas Delapan 50 persen Bahasa Inggris dan 50 persen Bahsa
Indonesia, dan Kelas Sembilan 75 persen Bahas Inggris dan 25 persen Bahasa
Indonesia,” timpal Sulistyo, sehingga guru-guru harus memahami dan mengerti Bahasa
Inggris dengan baik.
Dikatakan Agung, sekolahnya sudah menjadi SBI sejak
2009 dan secara on line terutama tiga
mata pelajaran, yaitu Bahas Inggris, Matematika dan Sains. “Ketiga mata pelaran
ini, sudah menjadi kurikulum utama dalam SBI, sehingga hasilnya benar-benar
bermutu dan dipercayai oleh orangtua siswa,” tutur Agung, dalam SBI itu
persyaratannya Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, Ketua Program, dan
Penasehat Rianto, MPd harus berkualifikasi pendidikan minimal S2.
SMPN 2 Kepanjen tahun 2011/2012 jumlah siswa
keseluruhan (regular dan SBI) 826 siswa, dan diasuh oleh guru-guru
sebanyak SBI 16 guru dan satu Guru
Tidak Tetap (GTT), sedangkan regular
sebanyak 44 orang. Guru-guru merupakan alumini dari UMM, Kanjuruhan,
Muhammadyah, Budi Utomo, Wisnu Warhdana, dan IKIP PGRI semuanya dari Malang.
Dibuka Kelas
CIE
Dijelaskan Agung, untuk memperoleh sertifikat
internasional tidak harus Sekolah Bertaraf Internasioanl (SBI), kini telah
hadir Qualifikasi Cambridge Internasional Examinatio (CIE) yang diselenggarakan
oleh SMPN 2 Kepanjen dan dibina oleh Unit Pengembangan Sekolah Laboratorium
Universitas Negeri Malang. “CIE, adalah
program penyelenggaraan ujian qualifikasi internasional bagi siswa SMP yang
ingin mendapatkan sertifikat internasional
dari Cambridge Internasional
Examination (Universitas Cambridge
di Inggris),” ungkap Agung, ujiannya meliputi bidang studi Bahasa Inggris,
Matematika, dan Sains.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar