Laman

Senin, 21 Juli 2014

Ruang Kelas SDN 1 Purwosari Rusak Berat



Bojonegoro Media Rakyat
Ruang kelas Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Purwosari, Kabupaten Bojonegoro kondisinya rusak. Kondisi ruang kelas yang rusak itu seperti di ruang kelas satu, dua, dan tiga.
Meski kondisinya rusak dan nyaris ambruk, namun masih digunakan untuk proses belajar mengajar. Kondisi tersebut membuat siswa merasa kurang nyaman saat belajar, apalagi ditambah kondisi ruangan kelas penuh sesak.Dua ruang kelas yakni ruang kelas dua dan tiga kondisinya rusak. Ruang kelas dua dindingnya terlihat retak dan mengelupas di sana-sini. Cat dindingnya terlihat sudah kusam. Coretan pensil dan pulpen juga tampak mengotori dinding ruang kelas berukuran sekitar 7x6 meter tersebut.Sementara itu, plafon atap ruang kelas dua itu banyak yang jebol atau copot. Selain itu, kayu penyangga ruangan kelas juga terlihat sudah lapuk. Ruang yang rusak tersebut ditempati secara bergantian oleh siswa kelas dua dan kelas satu.Siswa kelas satu sebanyak 41 siswa dan siswa kelas dua sebanyak 44 siswa. Ruang kelas tiga juga tidak jauh berbeda. Dinding ruangan ini terlihat banyak yang retak dan kusam. Atap ruangan kelas juga terlihat bolong-bolong. Ruangan ini juga tampak pengap dan sesak saat ditempati sebanyak 43 siswa kelas tiga.Salah satu siswa yang menempati ruangan itu, Muhamamd Nurdiono, 10 tahun, mengatakan, atap yang rusak itu sudah lama tetapi belum diperbaiki. “Kadang khawatir kalau atapnya ambrol. Apalagi kalau saat hujan,” tutur Nurdiono diiyakan teman-temannya.
Sebelumnya memang pernah terjadi kejadian siswa yang tertimpa plafon yang ambrol saat kegiatan belajar-mengajar berlangsung. Siswa yang tertimpa plafon itu Ariya Friko. Akibat tertimpa plafon itu kepalanya terluka dan dilarikan ke Puskesmas Purwosari. Ia mendapatkan beberapa jahitan di kepalanya. Kini Ariya Friko sudah duduk dielas enam.Kepala SDN Purwosari I, Kasiyati, menuturkan kondisi ruang kelas dua dan kelas tiga itu memang sudah memprihatinkan. Ruangan kelas itu, kata dia, sebetulnya sudah tidak layak untuk ditempati kegiatan belajar-mengajar."Dulu setelah ada kejadian plafon ambrol menimpa siswa, sempat dilihat oleh pihak Dinas Pendidikan Bojonegoro. Namun, setelah itu upaya untuk memperbaiki atau membangun dua ruang kelas itu tak kunjung dilakukan,” ujar Kasiyati yang sudah mengajar di sekolah dasar itu sejak tahun 1990.Kasiyati mengatakan, pihak Dinas Pendidikan Bojonegoro terakhir menjanjikan pembangunan satu unit ruang kelas SDN Purwosari I pada Juni lalu. Namun, ia membuat pernyataan penolakan dan disampaikan pada Bupati Bojonegoro, Suyoto. Ia meminta agar dua unit ruang kelas yang dibangun dan bukan satu ruangan saja."Jumlah murid SDN Purwosari I ini cukup banyak yakni 234 anak. Tetapi ruang kelasnya cuma lima. Semestinya pembangunan ruangan kelas di sekolah ini mendapatkan prioritas. Kalau ruang kelasnya rusak dan pengap, tentu tidak nyaman untuk kegiatan belajar mengajar," tuturnya.(zis/in)