Laman

Selasa, 17 Maret 2015

Hebohnya Lomba Baris Berbaris di SMKN 6 Malang



Malang Media Rakyat
Lomba Pasukan Baris Berbaris, Musik, Variasi, dan Kreasi di SMK Negeri 6, Kota Malang berlangsung heboh, Minggu Ada yang sampai mengusung kisah penculikan Shinta oleh Rahwana di dalam barisan. Kisah itu dibawakan oleh 16 siswa-siswi SMK Negeri 10 Kota Malang.Mereka mengenakan pakaian modifikasi adat Bali, dan Topeng Malangan.Mereka mamadukannya dengan warna koreografi baris berbaris. Aksi mereka berakhir dengan penampilan tari kontemporer.Mulanya, para siswa ini menampilkan kebolehan, serta kekompakan mereka dalam baris berbaris. Perintah hadap kanan, maju jalan, dengan kompak mereka lakukan.Di tengah penampilan, iringan musik Bali terdengar, dan memecah konsentrasi mereka. Para siswa pun berhamburan, lalu menuruti irama musik itu yang semakin lama, semakin cepat.Seiring dengan pergantian beat irama musik latar, tiga orang diantara mereka berlari ke belakang barisan, seperti kesurupan, lalu mengambil topeng barong, dan dua topeng malangan yang telah mereka siapkan.Pria dengan topeng barong itu lalu berlari ke kanan kiri, menakut-nakuti setiap orang. Ia juga berlagak hendak menculik seorang wanita, yang memakai Topeng Malangan.Bisa ditebak, perkelahian yang selanjutnya terjadi. Meski begitu, perkelahian ini hanya adegan bohong-bohongan, yang mereka ramu dengan gerak lembut penari."Penampilan ini judulnya kreasi Pramuka dan tarian Bali," ungkap Alamsyah Fitri Bitara, ketua kelompokHumas SMK Negeri 6, Sulaiman Sulang mengatakan ada 21 tim yang turut memeriahkan acara lomba ini. "Mereka berasal dari Pramuka, Paskibra SMP, SMA dan SMK di Kota Malang," ucapnya.(zs/in)

MENGAPA KITA DILARANG MENGOPERASIKAN HANDPHONE DISAAT MENGISI BAHAN BAKAR DI SPBU?



Malanh Media Rakyat
Selain mengeluarkan frekwensi yang cukup tinggi, ternyata HP juga mengeluarkan bunga api (meskipun kecil sekali, hanya seukuran 1 mikron. 1 mikron = 1/100 mm). Percikan api ini timbul disekitaran antena koil, akibat beda potensial tegangan yang cukup tinggi.LED (Light Emitting Diode) yang dipakai pada HP berbeda dengan LED yang dijual di pasaran elektronika. LED pada HP ternyata ‘telanjang’ (langsung terlihat filamen diodanya kontak dengan udara bebas) beda dangan LED toko yang diberi selubung tabung dari plastik sehingga filamennya terlindung.Pada saat LED menyala, maka akan timbul pijar. Nah pijar dan percikan api dari koil tadi yang kadang-kadang membuat orang jadi berpikir paranoid meledak.Percikan api dan LED tersebut sebenarnya tidak cukup untuk menyulut uap bensin (benzena C4H8O12) di udara terbuka. tapi Lain cerita jika udara yang ada sudah cukup jenuh sekali dengan uap bensin tersebut.Jika cukup jenuh, maka uap bensin tersebut akan dapat terbakar oleh percikan yang cukup kecil tersebut. Efeknya ya ledakan, (jadi tidak ada salahnya kita tidak menggunakan HP saat pengisian bahan bakar).Semoga bermanfaat.

Kepala Dinas Pendidikan Ogah Komentari Legalisasi Pungutan



MALANG media Rakyat
Kepala Dinas Pendidkan Kota Malang Zubaidah enggan berkomentar soal rancana legalisasi pungutan terhadap siswa pendidikan dasar."Tanyakan saja kepada DPRD," kata Zubaidah ketika coba dikonfirmasi awak media.Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Imam Fauzi mengungkapkan, Dinas Pendidikan Kota Malang akan melegalkan pungutan kepada siswa.,Imam Fauzi menjelaskan, pungutan itu diadakan untuk membiayai kegiatan ekstrakurikuler, tambahan pelajaran dan penambahan sarana sekolah.Imam mengatakan, rencana itu disampaikan Zubaidah dalam pertemuan dengan Komisi D kemarin.“Selama ini sekolah masih merasa kurang untuk kegiatan-kegiatan operasional mereka,” kata Imam Fauzi, Ketua Komisi D usai pertemuan itu.Menurut Fauzi, Dinas Pendidikan beralasan, setelah Wali Kota Malang M Anton mencanangkan program pendidikan gratis, pungutan di sekolah menjadi ilegal.Tetapi akibatnya, sekolah tidak mendapatkan sumber pendanaan untuk membiayai kegiatan-kegiatan itu.((az/in)

Sudah Dilarang, Sekolah di Kota Malang Ngotot Unas Pakai Tablet



Malang Media Rakyat
Sejumlah sekolah di Kota Malang yang akan menggelar Unas CBT dengan perangkat tablet, tetap memilih maju, meskipun perwakilan Kemendikbud sebelumnya sudah menyampaikan bahwa tablet tidak diperbolehkan dalam Unas CBT.Hal itu disampaikan oleh Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMA Negeri Kota Malang, Tri Suharno, Kamis yang lalu“Dari hasil rapat kemarin, 29 sekolah yang mengajukan diri tetap maju. Belum ada yang mengundurkan diri sampai sekarang,” kata Tri Suharno.Sebagaimana diketahui, pada Rabu kemarin, Pusat Teknologi Komunikasi (Pustekom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melakukan verifikasi pada sejumlah sekolah peyelenggara Unas CBT di Kota Malang.Sejumlah kepala sekolah sendiri yakin bahwa sekolah mereka, yang akan menggelar Ujian Nasional Computer Based Test Unas CBT, bakal lolos verifikasi tersebut.Kasek SMAN 8, M Sulthon, misalnya. Beberapa hari ini ia memeriksa sendiri kesiapan sekolahnya agar lolos dari verifikasi oleh tim Kemendikbud.“Di sekolah kami, kebutuhan komputer untuk Unas Online adalah 97 buah. Sementara, jumlah yang tersedia hanya 60 buah. Sisanya, akan menggunakan laptop siswa yang sesuai dengan persyaratan. Tapi kami optimis lolos dalam verifikasi ini,” kata Sulthon.Sementara itu, jumlah peserta Unas CBT di Kota Malang sendiri diperkirakan bertambah karena ada dua SMA yang kembali mengajukan diri di menit terakhir pendaftaran.Meski demikian, belum diketahui apakah dua sekolah ini diterima atau tidak pendaftarannya.(*****)

Gus Ipul: Pramuka, Pendidikan antara Sekolah dan Rumah




MalangMedia Rakyat
Pramuka hadir sebagai pendidikan antara sekolah dan rumah.” Demikian disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul saat menghadiri Parents Gathering bagi orang tua peserta perkemahan East Java Scout Challenge (EJSC) 2k15 yang diselenggarakan di Dome UMM, Rabu (11/3).Lebih lanjut Gus Ipul mengatakan “Pendidikan ada dirumah dan disekolah. Di rumah ada orang tua, saudara, tetangga di sekolah ada bapak/ibu guru, dan ada sistem belajar. Namun dalam rentan waktu dan tempat antara sekolah dan rumah sering kali anak kita “masuk angin”. Dalam jeda inilah anak-anak  kita dapat terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan yang merusak masa depannya seperti kenakalan remaja, mabuk-mabukan atau bahkan narkoba, dll. Oleh karena itu pramuka hadir sebagai pendidikan antara sekolah dan rumah.”Gus Ipul sangat menyayangkan jika masih ada yang beranggapan kalau pramuka itu kuno, ndeso atau ketinggalan jaman. “Seperti halnya yang pernah disampaikan oleh bapak presiden RI yang pertama, Bung Karno. Beliau pernah menyerukan kepada pemuda dan anak-anak Indoensia, bahwa semua harus bangga menjadi pramuka Indonesia. Tapi sekarang belum tentu semua bangga, karena pramuka dianggab ketinggalan, ndeso, kuno. Padahal sesungguhnya pramuka mengajarkan sesuatu yang sangat luar biasa kepada kita terutama adalah mencintai sesama.”“Melalui kegiatan East Java Scout Challenge kita akan mencoba agar pramuka makin dicintai dan menjadi bagian dari pendidikan karakter antara rumah dan sekolah,”tambah Gus Ipul.
Sasaran dari kegiatan ini  masih menurut Gus Ipul  adalah para penggalang ramu yang berpangkalan di SD/MI,  “Harapannya mereka akan memiliki jiwa kompetitif dalam memahami dan melaksanakan nilai-nilai Satya dan Darma Pramuka, memiliki ketrampilan Kepramukaan, dan utamanya adalah agar mereka memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.”Selain itu melalui pendidikan karakter yang di kepramukaan dan segala hal yang menyenangkan yang ada di dalamnya diharapkan akan melahirkan generasi yang cerdas dan berakhlak, jujur dan terbuka,  tangguh dan terampil serta peduli kepada sesama hidup.
Dipilihnya Kabupaten Malang sebagai penyelenggara pertama event EJSC 2k15 menjadi kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Malang, “Terima kasih karena Kabupaten Malang dipilih sebagai tempat penyelenggaran event kepramukaan ini. Selain itu Pemprov juga sangat besar perhatiannya terhadap Kabupaten Malang dengan dijadikannya salah satu wilayah kami yakni Desa Lebakharjo sebagai satu-satunya Desa Wisata di Indonesia,”demikian disampaikan Bupati Malang, H. Rendra Kresna dalam sambutan singkatnya.Parents Gathering yang menghadirkan para orang tua peserta EJSC 2k15, ini memang diarahkan untuk memberikan parenting kepada para orang tua bagaimana mendidik dan mengasuh dengan cinta. Dua narasumber yang dihadirkan yang pertama adalah Sahabat anak yang  juga Ketua Pembina Komnas Anak sekaligus Ketua Yayasan Mutiara Indonesia, Dr. Seto Mulyadi, Psi, Msi atau biasa dikenal Kak Seto dengan motivasinya tentang bagaimana mendidik dengan cinta, dan narasumber kedua adalah Ketua Psikolog Jatim, Astrid Wiranto dengan materinya tentang  bagaimana mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak yang terangkum dalam slogan besar  TANGKIS. (ind/zis)