Laman

Rabu, 12 September 2012

RPH (Rumah Potong Hewan) Kesulitan Swasembada Daging Sapi


Malang Media Rakyat
Keinginan Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Malang untuk bisa melakukan swasembada sapi nampaknya akan semakin sulit menjadi kenyataan jelang Idhul Adha. Pasalnya mendekati hari raya Idhul Adha yang akan dattang Oktober nanti para pedagang sapi lebih banyak yang menahan sapi yang dimiliki untuk tidak dijual.Keuntungan berlipat ganda jika menahan sapi agar tidak dijual terlebih dahulu, nampaknya membuat RPH Kota Malang kesulitan untuk bisa mendapatkan sapi dari Malang sendiri. Dengan kenyataan ini untuk memenuhi kebutuhan daging sapi yang bagus di masyarakat tidak ada pilihan lain selain harus bergerilya ke berbagai daerah agar bisa memenuhi permintaan pasar.Direktur RPH Kota Malang Joko Sudadi mengungkapkan saat ini memang mengalami kesulitan untuk bisa melakukan swasembada daging sapi. Sebab sapi makin jarang, menjelang Idhul Adha para peternak sapi lebih memilih menahan sapinya tidak dijual pasalnya berharap menjual sapinya sat Idhul Adha dengan harga yang mahal."Saat ini harga sapi per Kg hidup Rp 29.000 padahal harga jual daging dari RPH Rp 66.000/Kg, ini jelas tidak menguntungkan," jelas Joko, Sabtu (8/9).Dengan nilai jual Rp 66.000/Kg idealnya harga sapi adalah Rp 27.000/ Kg sehingga bisa sama-sama untung. Dilemanya kalau harga jual daging dari RPH dinaikan lebih dari RP 66.000 jelas sulit terjual sebab daya beli masyakat akan sulit menjangkau.Dengan kenyataan ini Joko berharap ada kebijakan yang tepat dari RPH Propinsi Jatim sehingga tekad swasembada daging sapi bisa menjadi kenyataan. Sebab seiring perkembangan waktu kebutuhan dan tuntutan pasokan daging sapi berkualitas dari masyarakat jelas akan terus meningkat.Dalam sehari saat ini Joko menyebutkan RPH Kota Malang menyembelih sapi sebanyak 60-70 ekor. Dengan stok sapi yang terbatas, sapi sebanyak itu baru bisa untuk memenuhi kebutuhan di Kota Malang saja belum sampai ke luar daerah.Selain masalah sapinya terbatas, Joko menyebutkan Kota Malang belum menjual sapi keluar daerah sebab sarana penunjangnya belum ada. Dianatara sarana itu adalah alat pendingin daging yang masih belum ada, padahal untuk mengirim daging keluar daerah alat itu harus ada. (azis)



Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Malang


Malang-Media Rakyat

Terjadinya kasus terorisme dan konflik agama di Republik selama ini hendaknya bisa disikapi dengan cerdas oleh masyarakat, khususnya umat Islam agar warga masyarakat tidak terjerumus dalam permasalahan yang sama serta tetap dalam ukuwah Islamiyah.Jika masyarakat terpancing dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab itu, maka secara otomatis akan memecah belah kerukunan umat beragama yang selama ini terjalin dengan baik. Konflik-konflik agama yang terjadi selama ini bisa saja ditungangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan mempunyai kepentingan tertentu.Setidaknya beberapa hal itulah yang disampaikan oleh Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Malang, Rif'an Masykur pada acara silaturahim keluarga Muhammadiyah di taman rekreasi Senaputra yang ada di jalan Kahuripan, kota Malang, Minggu (9/9). Gelaran ini mengambil tema 'Membangun dakwah yang menggembirakan'.Menurutnya, warga Muhammadiyah menyikapi konflik agama selama ini dengan cerdas dan tidak mau turut campur dalm konflik-konflik tersebut. "Setiap perjuangan pasti ada kesalahan atau informasi yang bias. Dari kejadian itu, hendaknya kita bisa menyikapinya dengan baik dan jangan dijadikan pemicu untuk memecah belah umat beragama," jelasnya."Kita harus tetap sabar, lapang hati, selalu memaafkan dan tahan terhadap berbagai celaan dari luar. Mari kita terus bergerak dan berjuang dengan benar dan tegas. Dengan itulah ukuwah Islamiyah akan terbangun dengan kuat," sambungnya. (azis)