Laman

Rabu, 06 April 2022

Pangdivif 2 Kostrad Bersinergi Dengan Aparatur Daerah Melaksanakan Bantuan Sosial ke Korban Terdampak Tanah Longsor di Wilayah Kec. Kedungkandang Malang



Media Rakyat, - Pendiv2 – Pangdivif 2 Kostrad Mayjen TNI Dwi Wahyu Winarto, S.I.P., M.M., M. Tr. (Han). bersinergi bersama Satkowil, Polri dan Pemda melaksanakan bantuan sosisal ke korban terdampak tanah longsor di kawasan jalan Muharto, Gang VB, RT 05/06, Kelurahan Kotalama, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (05/04).

Kegiatan bantuan sosial yang dilaksanakan merupakan suatu wujud pengabdian TNI peduli kemanusiaan terhadap masyarakat yang sedang mengalami kesusahan dan terkena dampak dari bencana.
Dampak dari bencana tanah longsor ini mengakibatkan 6 rumah ambrol dan 2 rumah diantaranya rusak parah.

Menurut dari warga sekitar tempat kejadian menjelaskan, kurang lebih selama dua minggu yang lalu sudah terjadi tanda-tanda keretakan termasuk di dalam rumah. Retakan skala kecil ditemukan pada rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai tersebut.

Dalam kurun waktu dua hari terakhir retakan tersebut semakin melebar akibat gerusan arus sungai dan selama dua hari itu warga masih berupaya untuk menambal retakan pada bagian dasar bangunan tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, Pangdivif 2 Kostrad menyampaikan, “Saya berharap dengan adanya bantuan tersebut dapat meringankan beban yang dialami masyarakat yang terdampak bencana dan untuk tetap sabar dan saling bergotong royong,” ujarnya.

“Semoga bencana yang melanda saudara-saudara kita dapat segera selesai sehingga masyarakat bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala,” pungkas Pangdivif 2 Kostrad.
Kegiatan dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. (RED)

Senin, 04 April 2022

DANLANTAMAL IV HADIRI VICON DENGAN PANGLIMA TNI


Media Rakyat, - Tanjungpinang -  Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IV Laksamana Pertama TNI Dwika Tjahja Setiawan, S.H., M.H., M.Tr.Opsla Menghadiri Video Confrence (vicon) berkaitan dengan Serbuan Vaksinasi dengan Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa di Ruang Kendali Utama (RKU)  Markas Komando (Mako) Lantamal IV, Senin, (04/04/2022).

Kegiatan ini berkaitan dengan Program Pemerintah RI untuk memaksimalkan capaian vaksinasi untuk seluruh penduduk Indonesia sesuai dengan program kerja sejak Jenderal TNI Andika Perkasa menjabat Panglima TNI.
Danlantamal IV langsung menyikapi dan memerintahkan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Penanganan covid -19 Lantamal IV untuk merencanakan  pelaksanaan Serbuan Vaksinasi Maritim TNI AL dalam beberapa hari kedepan sehingga diharapkan seluruh masyarakat Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dapat tervaksinasi secara optimal sampai dengan mendapatkan vaksin booster.

Kegiatan ini sejalan dengan perintah harian Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono dalam kutipan “ Jadilah contoh dan teladan dalam mendukung upaya percepatan penanganan wabah covid-19, serta cepat beradaptasi diri terhadap tatanan kehidupan normal baru atau “New Normal” di lingkungan TNI Angkatan Laut. ”
Turut hadir dalam vicon tersebut Asisten Operasi Danlantamal IV Kolonel Laut (P) Agus Izudin, S.E. selaku Dansatgas Penanganan Covid-19 Mako Lantamal IV, Asisten Potensi Maritim Kolonel Laut (H) Asep Harry, S.H., M.H., Kepala Dinas Kesehatan Lantamal IV Letkol Laut (K) Muji Wilestanto, S.K.M., M.M., M.Tr.Opsla., Sementara di layar Vicon hadir para Panglima Komando Utama (Pangkotama) dari TNI AD, AL dan AU. (RED)

Kapolri Bentuk Satgas Gabungan Awasi Produksi dan Distribusi Selama 24 Jam


media Rakyat, - Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menggelar rapat evaluasi terkait ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng, di Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (4/4/2022).

Dari hasil pertemuan tersebut, Sigit memaparkan bahwa, Polri dan Kemenperin sepakat untuk membentuk satgas gabungan untuk melakukan pengawasan dan pemantauan di pihak produsen, distributor tingkat I hingga IV serta tingkat pengecer selama 24 jam penuh. 

"Oleh karena itu untuk memastikan ketersediaan di pasar betul-betul ada, kami bersama pak Menperin membentuk satgas gabungan. Dimana satgas gabungan ini kita tempatkan mulai di level pusat para produsen dan di kantor pusat juga ditempatkan personel dari kepolisian dan Kemenperin. Khususnya di beberapa produsen besar melekat selama 24 jam. Untuk mengawasi proses produksi," kata Sigit dalam konferensi pers usai melakukan evaluasi bersama Menperin di Gedung Mabes Polri. 

Dengan adanya pengawalan melekat selama 24 jam penuh itu, Sigit berharap, minyak goreng khususnya jenis curah dapat terjamin ketersediaannya guna memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Serta, harga penjualannya pun sesuai dengan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah. 
"Karena memang ada kekhawatiran, keragu-raguan terkait dengan penggantian. Dan itu sudah ditegaskan bahwa, semuanya yang sudah diikat dengan kontrak badan sawit  pasti akan diberikan subsidi. Karena itu tugas dari produsen adalah bagaimana kemudian memastikan produksinya sesuai dengan kontrak yang telah ditetapkan. Kalau ini bisa berjalan 50 persen saja, seharusnya di pasar terpenuhi," ujar Sigit.

Oleh karena itu, Sigit menekankan, pengawasan dan pemantauan melekat selama 24 jam, pihak Polri akan mengerahkan personel dari Satgas Pangan tingkat pusat, daerah, intelijen hingga Bhabinkamtibmas untuk melakukan pengecekan ketersediaan dan stabilitas harga minyak goreng curah di pasaran. 
"Di level distributor baik distributor tingkat I sampai tingkat IV, hingga pengecer akan kita turunkan personel dari Satgas Pusat, daerah, rekan-rekan intelijen, Bhabinkamtibmas untuk turun mengecek di pasar. Sehingga rangkaian proses, mulai dari produsen, distributor sampai dengan pasar betul-betul bisa kita awasi dengan baik," ucap eks Kabareskrim Polri itu.

Segala upaya dan komitmen tersebut, kata Sigit untuk menghindari adanya segelintir permasalahan terkait minyak goreng yang dari hasil evaluasi masih ditemukan. Karena itu, menurut Sigit, langkah tersebut diambil untuk menghindari segala bentuk gangguan terkait masalah ketersediaan maupun harga penjualan minyak curah di pasaran. 

Lebih dalam, Sigit menegaskan, pihak Kepolisian akan melakukan tindakan tegas kepada seluruh pihak yang mencoba memanfaatkan keadaan dengan melakukan tindakan curang serta melanggar aturan hukum. 

Menurut Sigit, dari hasil evaluasi yang disampaikan Kemenperin, ditemukan adanya modus pengemasan ulang, munculnya jenis atau merk baru yang selama ini tidak ada di pasar, memenuhi kebutuhan minyak curah untuk industri, hingga memalsukan dokumen demi mendapatkan jatah subsidi. 

"Pemerintah sudah mengambil kebijakan, memberikan subsidi, memberikan BLT. Dan saya minta pelaku usaha juga melaksanakan kewajiban dengan baik, sehingga kebutuhan masyarakat khususnya menghadapi bulan Ramadan, dimana aktivitas dan kebutuhan untuk minyak meningkat betul-betul tersedia," tutur Sigit.

Tak hanya minyak goreng curah, Sigit mengungkapkan bahwa, pihak kepolisian juga melakukan pemantauan soal ketersediaan dan stabilitas harga terkait sembako dan kebutuhan masyarakat lainnya. 

"Kedepan juga ada beberapa hal yang akan kami kerjakan. Saat ini sedang kita rapatkan terkait kebutuhan sembako yang lain termasuk juga BBM yang saat ini mulai ada fluktuasi terkait harga dan ketersediaan dilapangan," Tutup Sigit.

Sabtu, 02 April 2022

Menyambut Datangnya Bulan Suci Ramadhan Rakyat Di Kota Semarang Mengadakan Festival Warak Ngendhog


Warak ngendhog (ꦮꦫꦏ꧀ꦔꦼꦤ꧀ꦝꦺꦴꦒ꧀) adalah wujud yang selalu muncul dalam perayaan Dugderan. Dugderan adalah suatu festival rakyat di Kota Semarang, Jawa Tengah yang diadakan untuk menyambut dan memeriahkan datangnya bulan Ramadhan, sekaligus sebagai upaya dakwah.

Kata 'warak' berasal dari bahasa Jawa yang bermakna 'hewan badak'. Kendati demikian ada pendapat lain mengatakan, bahwa 'warak' berasal dari bahasa Arab yang bermakna 'suci'. Dan ngěndhog (bertelur) melambangkan hasil pahala yang didapat seseorang setelah menjalani proses penyucian. Secara harfiah warak ngěndhog dapat diartikan: siapa saja yang menjaga kesucian di bulan Ramadhan, kelak di akhir bulan akan menerima pahala pada hari kemenangan.
Warak ngěndhog ini wujudnya merupakan akulturasi dari berbagai golongan etnik di Semarang yaitu etnik Jawa, Tionghoa, dan Arab. Wujud kepalanya menyerupai kepala naga merupakan pengaruh budaya dari etnik Tionghoa, sedangkan tubuhnya berambut ikal-keriting ataupun lurus-berjumbai seperti rambut unta menunjukkan pengaruh budaya dari etnik Arab, kemudian keempat kakinya menyerupai kaki kambing mewakili pengaruh budaya etnik Jawa. Konon ciri khas bentuk warak ngěndhog yang lěmpěng (lurus) ini mengandung arti filosofis mendalam. Bentuk lěmpěng itu menggambarkan citra warga Semarang yang terbuka lurus dan berbicara blak-blakan apa adanya.

Di muka telah disebutkan, bahwa kehadiran warak ngěndhog berkaitan erat dengan Festival Dugderan. Konon yang pertama kali menggelar Dugderan adalah Bupati Semarang Kanjeng Bupati Raden Mas Tumenggung Arya Purbaningrat pada tahun 1881. Istilah Dugderan berasal dari "dug dug dug" suara bedug yang ditabuh dan "der der der" dari suara meriam yang dulunya digunakan sebagai penanda dimulainya awal bulan Ramadhan.

Dua sejarawan Semarang Liem Thian Joe dan Amen Budiman dalam buku-buku mereka, tidak pernah menyebut siapa pencipta warak ngěndhog dan kapan waktu penciptaannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Amen Budiman, diperkirakan wujud rekaan yang menjadi maskot acara itu mulai dikenal masyarakat pada akhir abad ke-19. Asumsinya ini dilihat dari kemunculan mainan warak ngěndhog dalam setiap perayaan měgěngan atau Dugderan. 
Dalam Festival Dugderan warak ngěndhog yang berwarna-warni ditampilkan bersama para penari. Penari-penari dari perwakilan tiap wilayah Kota Semarang yang menggotong warak ngěndhog juga mengenakan warna-warni busana tradisional Semarang.

Setelah upacara selesai, warak ngěndhog dan rombongan penari serta para warga yang mengikuti karnaval ikut arak-arakan dengan berjalan kaki menyusuri bagian tengah Kota Semarang dan berhenti di masjid tertua di Semarang, yakni Masjid Kauman Semarang.

Warak ngěndhog sebagai simbol kerukunan tiga etnik di Semarang dijadikan monumen di salah satu taman di Jalan Pandanaran. Lokasi tepatnya di pertigaan antara Jalan Pandanaran, Jalan MH. Thamrin, dan Jalan Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang. (RED)