Jakarta –Media Rakyat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud) klarifikasi isu tes keperawanan di Prabumulih, Sumatera Selatan.
Kepala Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat (PIH) Kemdikbud, Ibnu Hamad,
telah melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, H.
M. Rasyid. Dalam koordinasi tersebut, Kadinas Pendidikan Kota Prabumulih, H. M.
Rasyid, membantah telah memberikan pernyataan tentang wacana lembaganya untuk
melakukan tes keperawanan bagi siswi/calon siswi SMA sederajat di Kota
Prabumulih, Sumatera Selatan.“Pemberitaan di media cetak maupun media
elektronik tentang itu telah diartikan salah oleh beberapa pihak. Kesannya kami
akan melakukan itu. Padahal duduk perkaranya adalah upaya Dinas Pendidikan
memberikan dukungan terhadap rencana orang tua yang bermaksud untuk melakukan
tes keperawanan bagi anaknya,” jelas Rasyid.Ia menjelaskan, wacana tersebut
muncul, menanggapi adanya rencana salah seorang orang tua siswi SMA di kota
Prabumulih, yang anaknya terjaring sindikat perdagangan manusia (human
trafficking) beberapa waktu lalu. Sang anak dituduh telah tidak
perawan oleh orang yang disinyalir melakukan perdagangan manusia tersebut,
sehingga orang tuanya bermaksud untuk melakukan tes keperawanan bagi anaknya.
“Jadi tidak benar jika Dinas Pendidikan akan melakukan tes keperawanan. Ini
perlu diluruskan,” tegas Rasyid.Rasyid juga menyatakan, bahwa munculnya berita
simpang siur ini berawal dari adanya berita tentang enam wanita yang ikut
tertangkap terkait jaringan perdagangan orang. Dari enam wanita tersebut, tiga
diantaranya mengaku berstatus sebagai pelajar. Keesokan harinya, muncul
berita yang menyoroti tentang adanya pasangan siswa siswi SMA sederajat
(sedang memakai pakaian sekolah) bermesraan di depan umum.Dua hari setelah
berita pertama, muncul pernyataan dari seseorang yang disinyalir sebagai orang
yang melakukan perdagangan orang, bahwa semua wanita yang sempat tertangkap
bersamanya sudah tidak perawan lagi. Informasi ini menurutnya didapat langsung
dari para wanita itu.Pernyataan inilah yang kemudian memunculkan pernyataan
baru lagi dari salah satu orang tua yang anaknya ikut terjaring. Si orang tua
tidak terima jika anaknya dituduh tidak perawan lagi, sehingga dia ingin
membuktikan keperawanan anaknya dan akan menuntut orang yang menuduh tersebut
kepada pihak berwajib.Berdasarkan pernyataan orang tua tersebut itulah, Rasyid,
selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, ikut mendukung rencana orang
tua salah satu siswi tersebut melakukan tes keperawanan bagi anaknya, agar
tidak memunculkan fitnah di kemudian hari.Komentar dukungan tersebut, kata
Rasyid, bukan berarti Dinas Pendidikan Kota Prabumulih ikut terjun langsung
ataupun ikut berpartisipasi untuk melakukan tes keperawanan bagi siswi tersebut
ataupun bagi seluruh siswi/calon siswi SMA sederajat di Kota Prabumulih.
“Dukungan itu lebih pada dukungan moral untuk si orangtua yang ingin melakukan
tes keperawanan anaknya.”Rasyid menjelaskan, Disdik Kota Prabumulih tidak
pernah mewacanakan akan melakukan tes keperawanan bagi seluruh siswi/calon
siswi SMA sederajat di Kota Prabumulih. Apalagi mengajukan anggaran APBD
2014 untuk tes keperawanan. Karena hal itu tidak etis jika dipandang dari
berbagai aspek.Sementara itu, menanggapi maraknya isu tersebut,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, menyampaikan tes keperawanan
bagi pelajar bukan kebijakan yang tepat. "Kalau mau anak-anak terhindar
dari hal-hal negatif, ada cara-cara lain. Ini enggak bijak," katanya. Ia
mengatakan, jika benar ada kebijakan tes keperawanan bagi siswa, Kemdikbud akan
mengirimkan surat edaran kepada seluruh dinas pendidikan untuk mengambil
kebijakan yang tepat."Kewenangan pendidikan itu ada di kabupaten/kota.
Tapi, itu tidak serta-merta apa yang dilakukannya bisa sampai melewati
batas-batas prinsip umum. Kalau sudah ada bukti, ini melanggar prinsip
umum," katanya. (par/sam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar