Malang -Media
Rakyat
Bupati
Malang, Dr. H. Rendra Kresna menerima kunjungan lima Menteri Republik Indonesia
di Koperasi SAE (Sinau Andhandani Ekonomi) Pujon, Jumat siang. Tamu spesial itu meliputi Menteri
Komunikasi dan Informasi, Menteri Perindustrian, Menteri Koordinator
Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Menteri PU Perumahan Rakyat. Ketua
Umum Koperasi SAE Pujon, H. Abdi Suwasono berkesempatan memaparkan profil
koperasinya yang sukses memproduksi hingga 92.741 liter per hari pada bulan
Desember 2016. Koperasi yang punya makna nama belajar memperbaiki ekonomi ini
berdiri 30 Oktober 1962. Ia juga menjelaskan, Kop SAE mulai 1 Januari 1975
sudah bekerja sama dan mengirimkan susu ke PT Nestle hingga kini memiliki omset
Rp 16 Milyar per bulan.Namun pihaknya masih menjumpai kendala dalam upaya
meningkatkan jumlah produksi, antara lain berkaitan dengan genetika, pakan dan
kandang. Hasilnya, jumlah induk sapi perah terus menurun dibanding
kelahiran, kesulitan pakan utamanya ketika memasuki musim kemarau, dan biaya
pembangunan instalasi air bersih hingga ke kandang. Kendala-kendala tersebut
pun langsung coba diberikan solusi oleh kelima menteri yang berkunjung. Hal
ini dibenarkan Bupati Malang, Dr. H. Rendra Kresna ketika dikonfirmasi para
awak media. Ia menjelaskan, kendala genetika ini juga berkaitan dengan
keterbatasan stok pakan. Kedepan, para menteri menjelaskan akan ada upaya bagi
peternak dengan diberikan indukan sapi, baik ras impor yang berkualitas.
Sehingga, dari yang kini baru menghasilkan susu 8-10 liter per ekor, minimal
meningkat hingga 16-30 liter per ekor. "Terkait pakan, kendalanya
adalah ketersediaannya yang sangat terbatas. Harapannya, peternak bisa memproduksi
pakan dan dengan cara membuat lahan hijauan. Selama ini mengambil di
hutan, kurang lebihnya sapi ini membutuhkan 40 kg, sekarang hanya 25 kg. Pakan
konsentrat juga perlu subsidi," ucapnya kepada awak media usai para
menteri dan rombongan meninggalkan Kop SAE.Sedangkan perihal persoalan kandang,
Bung Rendra, sapaan akrab Bupati Malang menegaskan kandang sudah banyak yang
modern. 80 persen sudah bagus tetapi masalahnya adalah ketercukupan air untuk
hewan ternak lantaran instalasi airnya yang masih kesulitan. Disebutkannya, air
tersebut harusnya mencapai hingga ke kandang, dan selama ini baru sampai ke
rumah untuk kebutuhan rumah tangga, bukan juga untuk hewan
ternak. "Jika ketiga nya sudah terintegrasi maka produksi susu
Koperasi SAE bisa semakin tinggi, bahkan bisa menghasilkan hingga 150 ton per
bulan. Sedangkan, mengapa ada hewan ternaknya dipotong? Itu karena harga susu
alami penurunan dan harga daging naik, sehingga mereka berpikiran praktis demi
penuhi kebutuhan ekonomi maka indukan sapi kemudian di sembelih untuk konsumsi
daging," pungkas Bung Rendra. (hum/ran/ar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar