Malang Media Rakyat
Beberapa program dari pasangan
gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur, Soekarwo-Saifullah Yusuf atau yang
lebih dikenal pasangan Karsa, adalah pembenahan akhlaq, madrasah dan menekan
kegiatan-kegiatan yang berbau maksiat di masyarakat. Soal perbaikan
akhlak, akan terus digalakkan dengan bekerja sama atau melibatkan para kiai.
Masalah-masalah yang dapat merusak akhlak dan aqidah itu diimplementasikan
secara riil oleh gubernur Jatim dalam suatu aturan yang tegas, seperti halnya
surat keputusan (SK) gubernur Jatim terkait dengan pelarangan Ahmadiyah.Hal
itulah yang disampaikan oleh wakil gubernur Jatim, Saifullah Yusuf, saat
ditemui setelah acara silaturrahmi dengan 1000 kiai Nahdlatul Ulama (NU) di
Gedung Kartini, Kota Malang, Rabu (12/06). Pada gelaran ini, selain kaum
muslimin, para kiai se Malang raya (Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota
Batu) mengikuti rangkaian acara dengan khidmad hingga selesai. Pria yang akrab
disapa Gus Ipul itu menambahkan, bahwa Jatim merupakan satu-satunya propinsi
yang berani mengeluarkan SK pelarangan terhadap Ahmadiyah untuk melakukan
aktivitas keagamaan. ‘’Ini semua dilakukan demi menjaga situasi dan kondusi
yang kondusif di masyarakat, khususnya umat Islam,’’ tambahnya.Untuk madrasah,
terang Gus Ipul, Pemprov Jatim selama empat tahun sudah mengeluarkan anggaran
sebesar Rp 1,2 triliun, dan anggaran sebesar itu dimanfaatkan untuk ribuan
madrasah yang ada di wilayah Jatim. "Anggaran dialokasikan dalam bentuk
bantuan operasional sekolah daerah (Bosda). Nilainya, tiap kota/kabupaten
sekitar Rp 300 miliar. Bosda untuk madrasah di daerah-daerah itu juga
harus ditanggung oleh masing-masing Pemkot/Pemkab yang besarnya juga Rp 300
miliar. Sehingga, total tiap kota/kabupaten sebesar Rp 600 miliar per
tahun," paparnya.Konkritnya, lanjut Gus Ipul, tiap anak tingkat dasar (SD)
menerima sebesar Rp. 15 ribu, ustho (tasanawiyah/SMP) sebesar Rp. 25 ribu, dan
dari alokasi anggaran itu, juga digunakan untuk meningkatkan kualitas para
tenaga pengajarnya. "Ada 10 ribu guru yang disekolahkan agar mendapatkan
ijazah sarjana. Sampai sekarang kegiatan tersebut terus berlangsung. Makanya,
dalam periode empat tahun kita sudah mengeluarkan anggaran sekitar Rp 1,2
triliun. Sedangkan program lain yang sudah dilakukan, yaitu terkait dengan
pemberantarasan aktivitas kemaksiatan, yakni proses penutupan prostitusi
'Dolly' di Surabaya. Kita harapkan ini bisa cepat terselesaikan, sehingga bisa
memberikan ketentraman bagi masyarakat,’’ katanya.Terpisah, Ketua Pengurus Cabang
(PC) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Malang, KH. Marsuki Mustamar pada kesempatan
tersebut mengatakan, bila Soekarwo dan Gus Ipul sangat efektif dalam
memberantas kemaksiatan dibandingkan 1000 kiai, yaitu melalui kebijakan yang
mereka putuskan."Kami berharap agar Soekarwo dan Gus Ipul jika
terpilih lagi menjadi Gubernur dan Wagub Jatim bisa melaksanakan
program-programnya dengan lebih baik lagi, serta meningkatkan kualitasnya.
‘’Kalau perlu Pak Sekdanya harus bisa tahlilan. Dengan demikian nuansa dan
nafas Islami tetap terjaga dengan baik,’’ pungkasnya. (ziz)