Malang Media Rakyat
Dengan ketekuan kreativitas tak henti – hentinnya dan
inovasi yang teruas dinamis serta pihak,eksistensi pun mulai menampakan hasil.Tidak kuran puluan prestasi
di hasilkan siswa SMP 1 Kepanjen Kabupaten Malang ini.Secara sebagai komitmen
awal keseluruan program tersebut diwujukan untuk mewujukan sekolah lingkungan
yang bersih,sehat dan lingkungan yang nyaman dengan menyentuh seluruh sudut
tersebut maka tidak hanya prestasi
akademik saja yang akan tercapai namun juga karekter dan kepribadian pun
bisa semakin di perhitungkan .sementara program program sekolah berbasis IT & kelas unnggulan kita kembangkan
dengan teknologi yang sebah canggi sebab anak-anak bangsa jiwa penerus
Indonesia.Dan program program yang di beri saran oleh dinas Pendidikan kita
tingkatkan dalam memajukan sekolah ini.Hdakeli Arif S.Pd . MPd. Kepala sekolah
SMP Negeri 1 Kepanjen menjelaskan setelah mencapaian
tersebut para siswa masih harus berjuang keras lagi sebab Tahun ini akan di
adakan kegiatan lebih keras lagi untuk memajukan Sekolah SMP negeri 1 kepanjen
Kabupaten Malang .Menurut Masyarakat peduli Pendidikan Sekolah SMP Negeri 1 Kepanjen ini sangat maju dan perlenkapannya
sangat moderen serba elektronik dan orang tua siswa sangat mempercayakan
sekolah di SMP N 1 Kepanjen.Waktu penerimaan siswa aja banyak berbondonng
bondong orang tua mendaftakan putra – putrinya di SMP N 1 Kepanjen kemajuan
luar biasa ..paparnya. (zis/wan
Laman
Minggu, 22 Juli 2012
Rabu, 18 Juli 2012
Kadindik Kota Malang Himbau Pungutan Uang SBPP Segera Dikembalikan Ke Wali Murid
Terkait pungutan uang Sumbangan Biaya
Pengembangan Pendidikan (SBPP) yang dilakukan oleh Kepala SDN Bunulrejo 2 kota
Malang, Sigit Priyono beberapa waktu lalu sebesar Rp 2.150.000 kepada tiap
siswa sebanyak 100 siswa yang mendaftar di sekolah tersebut, maka Kepala Dinas
Pendidikan kota Malang, Sri Wahyuningtyas mengintruksikan agar dikembalikan
kepada para wali murid.Hal itulah yang disampaikan oleh Kepala Bidang
Pendidikan Dasar (Dikdas), Dinas Pendidikan kota Malang, S. Atika W kepada awak
media saat ditemui diruang kerjanya, Kamis lalu, saat menirukan ucapan yang
disampaikan Kepala Dinas Pendidikan. "Itu yang disampaikan bu Yuyun
(sapaan akrabnya) yang saya tahu. Tindakan Kepala Sekolah itu memang salah dan
sudah diakuinya serta dia sudah minta maaf saat menemui bu Yuyun tiga hari yang
lalu," ujarnya.Sebagaimana diketahui, bahwa SDN Bunulrejo 2 itu menerima
siswa baru tahun ini sebanyak 100 siswa, sehingga total uang SBPP sebesar Rp.
215.000.000. Dan Sidik sempat menyatakan jika itu sesuai dengan rencana kerja
sekolah serta sudah berdasarkan persetujuan dari para wali murid, karena
sekolah tersebut saat ini juga sedang menambah satu ruang kelas. Selain itu, dari
uang itu juga akan digunakan sebagai penambah fasilitas sekolah seperti kamera
CCTV, LCD dan lain-lain.Lebih lanjut, Atika mengatakan jika Kepala Dinas
Pendidikan agar uang itu secepatnya dikembalikan dan jika sudah diharapkan
segera menemui bu Yuyun. "Bu Yuyun menyampaikan jika tidak ada alasan
apapun untuk tidak mengembalikan uang itu, meskipun pak Sidik sudah meminta
maaf kepadanya," sambungnya.Saat ditanya apakah nantinya Sidik akan
mendapat sangsi keras dari kepala dinas pendidikan, Atika mengaku masih belum
tahu secara pasti. "Hal itu kewenangan dari Yuyun, apakah akan diberi
sangsi atau tidak. Kalaupun nantinya diberi sangsi, kami juga tidak tahu sangsi
tersebut nantinya seperti apa. Sepenuhnya merupakan kewenangan Kepala
Dinas," imbuhnya.Sementara itu, Sidik Priyono saat dihubungi via ponselnya
mengaku jika besok akan mengumpulkan para wali murid dan mengembalikan uang
tersebut. Sidik juga mengaku jika sebagian wali murid sudah menerima
pengembalian uang itu. Sedangkan terkait kelas yang masih dalam tahap
pembangunan, karena sudah menerima 100 siswa, sedangkan kuota untuk 2 kelas
seharusnya 70 anak, maka Sidik berencana akan menggunakan musola sebagai ruang
kelas untuk sementara waktu sambil menunggu selesainya pembangunan kelas
tersebut.Sedangkan alasan kuat sekolah tersebut menerima 100 siswa baru tahun
ini, menurut Atika, dikarenakan untuk menampung siswa yang ada disekitar
sekolah tersebut. "Banyak warga yang ingin menyekolahkan putra-putrinya di
sekolah tersebut, dan pihak sekolah tidak bisa melarangnya. Akhirnya jumlah
yang diterima melebihi kuota," tukasnya. (zis)
Senin, 18 Juni 2012
Dimana Guru Umar Bakri ?
Dalam perjalananku tanpa arah,aku
berhenti pada sebuah sekolah .Tak kuasa tahan decak kekaguman yang terlontar
dari mulutku.Gedung sekolah di depanku demikian megah dengan tatanan taman yang
sangat asrih aku jadi teringat sekolahu dulu, hanya sebuah bangunan tua yang
dindingnya sudah telihat batu batanya .Tanpa taman , kecuali hanya sebatang
pohon ketepeng yang ketika jam istirahat yang diperebutkan kerindangannya.Aku
baru sadar kalau sekarang bukan sekian puluh tahun yang lalu aku juga sadar
kalau sekarang mentri pendidikannya entah siapa ? yang aku ingat , setiap
pergantian Mentri pendidikan selalu disertai bergantinya peraturan.Dunia
pendidikan seperti kelinci percobaan ,kata orang yang punya kapasitas untuk
mengkritik .Yatanya, pendidikan sekaran sudah sangat maju disbanding jamanku
sekolahku dulu .Banyak istila- istilah baru dalam dunia pendidikan yang aku
tidak tau ,karena aku ini orang bodoh yang hanya bisa mingira ngira.Ketika
sebuah Mobil mewah memasuki pelataran sekolah ,aku juga mengira-ngira .Tentu
yang turun dari mobil mewa itu bapak kepalah sekolah.Tebaku dalam hati.Teryata
tebakan orang bodoh seperti aku ini jarang keliru.Terbukti dari satpan sekolah
yang memberi Hormat dengan hikmad ketika laki laki itu melangka pongah memasuki
gedung sekolah lagi lagi aku berdecak mengungkap rasa kekaguman.Gedung mega dan
mobil Mewah ,wihh! Pasti biayanya mahal sekali untuk bisa sekolah di sini .Aku
lalu membaca tulisan yang terbuat dari lempengan logam SMK .Lagi lagi berdecak kagum ketika ke esukan
harinya kembali berdiri di depan gerbang sekolah SMK. Sebuah mobil mewah bukan
yang kemarin memasuki pelataran sekolah.Tapi pemiliknya tetap sama ,ya itu
bapak kepala sekolah>Kata satpan yang lancing memberikan keterangan,mobil
bapak kepalah sekolah ada tiga atau empat.dengan harga ratusan juta.Wih si
Satpan terlihat bangga ketika meyebutkan kekayaan tuannya.Sementara pikiran
bodohku lantas mingira ngira berapa
gaji kepalah sekolah ?.Dalam perjalanan melanjutkan pengembaraan, rasa rindu
tiba-tiba memucah kepada orang-orang yang dulu demikian yang dekat menjadi
tauladanku,yaitu guru-guruku.Dimanakah mereka sekarang ? Mukin di surga sana
karena mereka orang baik.Dulu tidak ada mobil mewah di pelataran sekolahku.Yang
berderet di parkiran hanya sepeda tua.Yang sala satunya milik bapak kepala
sekolah.Karena beliau tidak pernah menikmati bancakan uang gedung di setiap
tahun ajaran baru.Beliau tidak cukup ahli memanipulasi dana BOS beliau kurang
pintar me mark pengajuan anggaran pendidikan.Dan beliau tidak pernah meminta
kuitangsi kosong dalam pembelian barang untuk sekolah entah beliau orang yang
bodoh atau manusia lugu dan jujur ?Sebagai orang menjadi muridnya aku sangat
bangga pada kebodohan yang mereka wariskan membuat aku menjalani hidup ini tampa beban tidak ngoyo dan tidak
berkubang di cara cara kotor sayup sayup terdengar suara lagu yang judulnya
sangat aku hapal yaitu Guru Umar Bakri…(sebuah catatan Redaksi)
Sabtu, 09 Juni 2012
SMPN 2 Kepanjen, Kabupaten Malang Menjadi Sekolah Center
MALANG - Media Rakyat
Sekolah Menengah Pertama
Negeri (SMPN) dalam wilayah Kabupaten Malang saling berlomba dan berusaha
mengembangkan mutu dan performance, sehingga terjadilah daya saing dan
kompetitif yang mengarah kepada mutu pendidikan. Termasuk SMPN 2 Kepanjen,
sekolah ini sudah meraih predikat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) sejak
tahun 2009 sampai sekarang, dan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik
prestasi siswa dan memperbaiki para mutu pengajarnya. Kesempatan yang diperoleh
tahun anjaran 2012/2013 ini akan menjadi “Sekolah Center” yaitu sekolah yang
berhak melakukan ujian sekolah dan merekrut sekolah lain menjadi mitra pendidikan.
Kepala sekolah SMPN 2 Kepanjen, Drs Agung Sutrisno,
MPd menjelaskan, sekolah SMPN 2 Kepanjen ini, telah meluluskan siswa yang
SBI 40 persen, dan untuk tahun
pelajaran 2011/2012 berjumlah 128 siswa, yang terdiri dari dua kelas tujuh,
satu kelas delapan, dan dua kelas sembilan. “Rata-rata per kelas diisi sebanyak
25 sampai 30 siswa dan mereka menempuh pelajaran selama 2,5 tahun, lebih cepat
dari kelas regular,” kata Agung mantan Kepala Sekolah SMPN 2 Gedangan yang didampingi
Ketua Program SBI, Woro Sulistyo YP, SPd, MPd.
Selanjutnya dijelaskan Agung, sekolah dalam tahun
ajaran 2012/2013 mendapat kepercayaan untuk menjadi “Sekolah Center” yang
berkerjasama dengan salah satu sekolah di Negeri Jiran, Malyasia. “Mr Moh Faisol dari Perwakilan Cambridge Asia Pasifik sudah
melakukan kunjungan atau survei ke SMPN 2 Kepanjen, dan hasilnya akan dijadikan
sebagai sekolah center mulai tahun
pelajaran 2012/2013 mendatang,” ujar Agung, jika menjadi sekolah center,
maka bisa melakukan ujian sendiri dalam tiga mata pelajaran yaitu Bahasa
Inggris, Matematika, dan Sains, serta bisa merekrut sekolah lain dalam binaan
SMPN 2 Kepanjen.
Keberhasilan SMPN 2 Kepanjen ini, kata Agung berkat usaha para guru-guru
untuk meningkatkan mutu pendidikan/siswa, dan juga guru-guru ingin memperbaiki
dirinya dalam mempelajari, terutama ketiga mata pelajaran tersebut, sehingga
lulusan yang diharapkan sangat memuskan. “Pelajaran di SBI menggunakan Bahasa
Inggris, untuk Kelas Tujuh 25 persen Bahsa Inggris dan 75 persen Bahas
Indonesia, Kelas Delapan 50 persen Bahasa Inggris dan 50 persen Bahsa
Indonesia, dan Kelas Sembilan 75 persen Bahas Inggris dan 25 persen Bahasa
Indonesia,” timpal Sulistyo, sehingga guru-guru harus memahami dan mengerti Bahasa
Inggris dengan baik.
Dikatakan Agung, sekolahnya sudah menjadi SBI sejak
2009 dan secara on line terutama tiga
mata pelajaran, yaitu Bahas Inggris, Matematika dan Sains. “Ketiga mata pelaran
ini, sudah menjadi kurikulum utama dalam SBI, sehingga hasilnya benar-benar
bermutu dan dipercayai oleh orangtua siswa,” tutur Agung, dalam SBI itu
persyaratannya Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab, Ketua Program, dan
Penasehat Rianto, MPd harus berkualifikasi pendidikan minimal S2.
SMPN 2 Kepanjen tahun 2011/2012 jumlah siswa
keseluruhan (regular dan SBI) 826 siswa, dan diasuh oleh guru-guru
sebanyak SBI 16 guru dan satu Guru
Tidak Tetap (GTT), sedangkan regular
sebanyak 44 orang. Guru-guru merupakan alumini dari UMM, Kanjuruhan,
Muhammadyah, Budi Utomo, Wisnu Warhdana, dan IKIP PGRI semuanya dari Malang.
Dibuka Kelas
CIE
Dijelaskan Agung, untuk memperoleh sertifikat
internasional tidak harus Sekolah Bertaraf Internasioanl (SBI), kini telah
hadir Qualifikasi Cambridge Internasional Examinatio (CIE) yang diselenggarakan
oleh SMPN 2 Kepanjen dan dibina oleh Unit Pengembangan Sekolah Laboratorium
Universitas Negeri Malang. “CIE, adalah
program penyelenggaraan ujian qualifikasi internasional bagi siswa SMP yang
ingin mendapatkan sertifikat internasional
dari Cambridge Internasional
Examination (Universitas Cambridge
di Inggris),” ungkap Agung, ujiannya meliputi bidang studi Bahasa Inggris,
Matematika, dan Sains.
Langganan:
Postingan (Atom)