Laman

Selasa, 19 Maret 2013

Berbagi Ilmu Sebagai Media Pembelajaran


Malang Media Rakyat
 Kunjungan Study Orientasi Lapangan Tim Penggerak PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) dari Kabupaten Wonogiri yang dihadiri oleh Bupati Wonogiri H. Danar Rahmanto didampingi Tabita Marantika selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonogiri dan ± 70 anggota PKK Kabupaten Wonogiri berlangsung kemarin Sabtu  yang bertempat di Pusat Kerajinan Kendedes Kecamatan Singosari disambut hangat oleh Ibu Hj. Jajuk Sulistyowati, SE selaku Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malang dan mewakili Bupati Malang, H. Rendra Kresna. Kunjungan tersebut sebagai ajang silaturahmi dan saling berbagi ilmu sekaligus sebagai media pembelajaran hasil kerajinan produksi batik, sepatu, tas, kaos, taplak meja, jajanan khas Kabupaten Malang. Hadir dalam acara tersebut  Staf Ahli Pemerintahan, beberapa Kepala SKPD, Kapolsek, dan Danramil.Dijelaskan dalam sambutan tertulis Bupati yang diwakilkan oleh Drs. Eko Suwanto Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan bahwa tujuan terlaksananya acara ini guna menghidupkan kembali kerajinan Kabupaten Malang yang tujuh tahun telah mati dengan memanfaatkan tersebar luasnya agro wisata yang tersedia di Kabupaten malang. Dengan adanya 25.000 Kader PKK yang berada di Kabupaten Malang dan program-program PKK dengan target tahun 2015 yang harus sudah selesai, Bupati Malang berharap elemen perempuan untuk turut serta dalam kesuksesan pembangunan Kabupaten Malang.Keunggulan produk yang dimiliki oleh Koperasi Kabupaten Malang tak lepas dari adanya  program-program Kerja Tim Penggerak PKK Kabupaten Malang yang mampu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat. PKK sebagai mitra kerja pemerintah ikut serta dalam mensosialisasikan serta mensukseskan program visi misi Bupati Malang melalui Gerakan PKK. Untuk itu, ibu Jajuk Sulistyowati mengajak Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Wonogiri beserta anggotanya untuk meninjau lokasi disekitar pusat kerajinan tersebut untuk melihat hasil produksi koperasi Kabupaten Malang yang sebelumnya dilakukan saling tukar menukar cinderamata antara keduanya.Nara sumber Humas

Sabtu, 16 Maret 2013

DPRD Kota Malang Minta Pemerintah Turun Tangan Atasi Harga Bawang


Malang Media Rakyat
Turunnya harga bawang di Kota Malang tak lantas membuat pasar lega. Pasalnya, penurunan harga bawang, terutama bawang putih, masih terbilang sedikit dari dari Rp85 ribu-Rp100 ribu per kilogram menjadi Rp65 ribu-Rp70 ribu per kilogram.Meski pun ada penurunan, anggota DPRD Kota Malang tetap meminta pemerintah turun tangan mencari solusi mengendalikan harga yang tidak wajar tersebut.Anggota Komisi B DPRD Kota Malang Rasmuji, Kamis  mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Malang untuk melakukan identifikasi berbagai faktor yang menyebabkan kenaikan harga bawang yang dinilai tidak wajar tersebut.Sebelumnya, Kepala Disperindag Kota Malang, Hadi Santoso, secara tegas mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa mengintervensi adanya gejolak kenaikan harga bawang putih yang di luar kewajaran tersebut.“Disperindag hanya punya kewenangan untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok saja, sedangkan kenaikan harga bawang putih ini sebagai akibat hukum ekonomi (pasar), jika permintaan tinggi tetapi barang tidak ada, pasti harganya akan tinggi,” kata Santoso.

Dewan Setuju UN SD Dihapus


Malang Media Rakyat
Kemndikbud memprogramkan penghapusan Ujian Nasional (UN) di tingkatan Sekolah Dasar (SD). Hal tersebut untuk mendukung suksesnya program pendidikan dasar 9 tahun serta wajib belajar 12 tahun. Alasan lain diluncurkannya wacana ini, karena dirasa pelaksanaan UN tidak begiru berpengaruh besar pada siswa.Sehingga, dengan dihapusnya UN di tingkat SD, nantinya minimal program pendidikan dasar 9 tahun dapat terealisasi dengan baik, karena siswa bisa secara otomatis melanjutkan pendidikannya ke tingkat SLTP. Pemerintah dalam hal ini mempunyai peranan besar untuk turut mencerdaskan anak bangsa.Menanggapi program Kemendikbud RI yang rencananya akan diberlakukan pada 2014 mendatang, ketua komisi D Fransiska Rahayu sangat setuju dan mendukung salah satu program Kemendikbud itu."Kemendikbud tentunya sudah mempunyai berbagai pertimbangan dan alasan  sebelum mewacanakan penghapusan UN SD tersebut," ujar perempuan berkacamata itu, Senin  Kalau segala sesuatunya sudah siap dan matang, kata Fransiska, minimal pendidikan dasar sembilan tahun harus diprioritaskan dan segera dituntaskan secepatnya. "Di tahun 2013 ini setidaknya pendidikan dasar 9 tahun harus sudah selesai, dan tidak ada lagi istilah, anak bangsa yang tidak mendapat pendidikan yang layak. Pendidikan merupakan hak dasar setiap warga negara yang dalam pemenuhannya tidak bisa dihalangi siapapun juga," sambungnyaLebih jauh, politisi Partai Demokrat itu menyampaikan bahwa, UN merupakan salah satu kendala/penghambat bagi siswa, khususnya di level pendidikan dasar, dan di dunia pendidikan kita pada umumnya. "Saya sepakat kalau UN SD dihapuskan. Karena adanya UN tersebut tidak terlalu terasa keberadaannya, dan justru akan menambah beban bagi siswa," tambahnya.Saat ditanya apakah nantinya siswa SD akan mengabaikan belajarnya, karena mereka sudah bisa dipastikan lulus dan bisa melanjutkan ke SLTP, Fransiska mengaku jika semua itu tergantung pada guru dan peserta didiknya. "Image seperti itu tidak boleh ada pada siswa. Meski mereka bisa dipastikan lulus, apabila nilai mata pelajarannya banyak yang anjlok, maka yang bersangkutan juga akan kesulitan mencari/mendaftar di sekolah favorit," paparnya. "Begitu juga dengan guru yang harus mendorong dan memberikan motivasi belajar yang tinggi kepada setiap siswanya. Dengan demikian, nantinya akan melahirkan lulusan yang tidak asal-asalan. Semua bisa saja meraih predikat lulus. Akan tetapi, dari status lulus tersebut, kita harus selektif, apakah lulus dengan memuaskan, biasa-biasa saja atau bahkan kurang memuaskan. Hal itulah yang harus jadi bahan pemikiran bagi guru dan siswa," pungkas Fransiska.





20 Tersangka Kasus Narkoba Diringkus Polresta Malang




Malang Media Rakyat

 Satuan Reskoba Polresta Malang, Jawa Timur, membekuk 20 tersangka kasus narkoba. Para tersangka itu ditangkap dalam Operasi Sakaw Semeru 2013 yang digelar selama dua minggu.Dari 20 tersangka tersebut meliputi 17 kasus, dan terdiri dari 16 orang berstatus pengedar dan empat pengguna. “Dari 20 tersangka itu ada dua orang masih berstatus siswa SMU di Malang, satu orang berprofesi sebagai perawat,” jelas Kabag Humas Polresta Malang, AKP Dwiko Gunawan, saat gelar kasus di Mapolresta Malang, Jumat Para tersangka, kata Dwiko, tidak hanya berasal dari Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu), tapi ada yang dari Sampang Madura dan Sidoarjo. “Tersangka dari Kota Malang ada 11 orang, Kabupaten Malang ada lima orang, Sampang tiga orang, dan satu orang lagi dari Sidoarjo,” kata Dwiko.Dwiko membeberkan, barang bukti yang diamankan dari ke-20 tersangka, berupa ganja seberat 405 gram, sabu-sabu seberat 97,16 gram, uang Rp 400.000 dan beberapa ponsel milik tersangka. “Kita juga mengamankan alumunium foil yang berharga Rp 122,9 juta,” katanya.Polisi berhasil meringkuk tersangka di beberapa tempat hiburan seperti di kafe, mal, toko, dan di beberapa pinggir jalan raya di Kota Malang. “Mayoritas tersangka berhasil dibekuk saat melakukan transaksi. Dan dua tersangka sudah wajah lama alias residivis kasus narkoba,” jelas Dwiko.Melihat masih tingginya angka kasus narkoba di kota pendidikan itu, Dwiko mengimbau kepada masyarakat Malang Raya, jika mengetahui ada transaksi narkoba atau sejenisnya, diharapkan segera melaporkan pihak kepolisian terdekat. “Malang walaupun dikatakan kota pendidikan sangat potensial bagi pasar narkoba. Makanya peran masyarakat sangat dibutuhkan,” katanya.