Istri Pejabat Diharapkan Jadi Bunda PAUD
Palangkaraya-Media
Rakyat
Untuk mendukung gerakan PAUD-isasi, para istri
pejabat pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten dan kota
hingga kecamatan dan kelurahan perlu dinobatkan sebagai Bunda PAUD. Tujuannya
agar gerakan PAUD tidak hanya di permukaan tetapi juga menjangkau ke tingkat
paling kecil di masyarakat. "Penobatan Bunda PAUD bagi istri-istri pejabat
tidak lain agar semua memiliki tanggung jawab memajukan PAUD," ujar
Direktur Pembinaan PAUD, Direktorat Jenderal PAUDNI Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud), Erman Syamsudin. Pernyataan itu disampaikannya dalam
Talk Show Hari Aksara Internasional ke-47 yang diselenggarakan di Palangka
Raya, Kalimantan Tengah, Erman mengatakan, saat ini sudah ada 22 istri gubernur
serta 140 istri bupati dan wali kota yang sudah dinobatkan sebagai Bunda PAUD.
Diharapkan dengan penobatan tersebut, lembaga PAUD di daerahnya dapat lebih
diperhatikan. "Saya mendapat cerita bahwa pendidik PAUD senang dengan penobatan
tersebut karena bisa sering bertukar pesan singkat (SMS) dengan para istri
pejabat ini," canda Erman.Ia menambahkan, komitmen yang dibangun tersebut
juga dibarengi dengan program yang telah ditetapkan Kemdikbud. Pertama,
membangun PAUD Terpadu, di mana dalam satu atap terdapat Taman Kanak-Kanak
(TK), Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Anak (TPA), dan Satuan PAUD
Sejenis (SPS) lainnya.Kedua, menciptakan PAUD Holistik Terpadu yang artinya
dalam lembaga PAUD tersebut, anak-anak peserta didik ditangani secara
keseluruhan dan keterpaduan dengan 7 hal sekaligus, yaitu kesehatan, gizi,
perawatan, pengasuhan, perlindungan, pendidikan, dan kesejahteraan.Ketiga,
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) PAUD. Keempat,
mengadakan pendampingan PAUD. "Mahasiswa yang pulang ke kampung halamannya
dapat mengajar anak-anak PAUD di desanya itu," ucap Erman.Kelima,
perluasan peningkatan kualifikasi PTK PAUD. Setidaknya para pengajar PAUD ini
memiliki kualifikasi pendidikan minimal S-1 atau D-IV.Sementara itu, Ketua Umum
PKBM Indonesia, Buhai Simanjuntak memberikan penjelasan tentang
kegiatan-kegiatan yang ada di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai
satuan pendidikan nonformal.Ia menjelaskan, banyak sekali kegiatan PKBM yang
sangat bermanfaat bagi masyarakat, seperti pengembangan kerajinan, indsutri
kecil, pertanian, termasuk juga kegiatan mendidik anak-anak jalanan maupun
penghuni lembaga pemasyarakatan untuk memberikan keterampilan yang bermanfaat
bagi hidupnya.Filosofi PKBM, menurut Buhai menganut azas dari masyarakat, olrh
masyarakat, dan untuk masyarakat. Oleh karena itu, indikator PKBM yang baik
mencakup tingginya partisipasi madyarakat yang terlibat, kebermanfaatannya
umtuk masyarakat sekitar, mutu pengelolaan dan program, dan keberlanjutan."Jika
di sekitar kita belum ada PKBM, mari bersama-sama membangun PKBM dan
mengembangkannya untuk kemajuan masyarakat," harap Buhai (azis)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar