Malang Media Rakyat
Radio
Kanjuruhan milik Pemkab Malang yang berada di Kepanjen kemarin siang tampak lebih ramai dari biasanya. Pasalnya,
radio kebanggaan masyarakat Kabupaten Malang ini menjadi jujugan kunjungan
studi banding Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) So’e dari Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Rombongan yang
berjumlah 5 orang ini didampingi oleh Kasubag Peliputan Pemberitaan dan
Kerjasama Pers Bagian Humas Setda, Deneq Bini Nurbayani S.Sos yang bertolak
dari Malang. Dari dulu, tepatnya sejak 2007, mereka memang ingin sekali menimba
ilmu tentang dunia radio milik Pemkab Malang ini, khususnya radio yang
berorientasi pada pemerintahan dan baru kali ini kunjungannya terwujud. Selain
itu, mereka juga ingin berbagi informasi tentang dunia penyiaran, peralatan
elektronik serta kemajuan-kemajuan lainnya yang ada di Radio
Kanjuruhan.Rombongan dari Malang ini disambut oleh Nur Imam selaku koordinator
LPPL Radio Kanjuruhan serta seluruh staf radio yang berjumlah 9 orang. Selama
sejenak mereka larut dalam suasana formal namun santai. Dalam sambutan Bupati
H. Rendra Kresna yang dibacakan oleh Deneq Bini Nurbayani S.Sos, Radio
Kanjuruhan sejak berdirinya telah mengalami banyak perkembangan serta
perubahan. Pada tahun 2004, sejak pindah dari kantor lama di Jl. Panglima
Sudirman, status radio berupa Perseroan Terbatas atau PT yang bernama PT Radio
Swara Kanjuruhan. Sebelumnya, saat masih berada disana, namanya adalah Radio
Khusus Pemerintah Daerah (RKPD). Setelah pindah, seluruh peralatan maupun
gedung tergolong baru, termasuk tower setinggi 72 meter yang mampu menjangkau
seluruh wilayah Kabupaten Malang dan bahkan sampai ke Blitar, Lumajang dan
perbatasan Kabupaten Malang lainnya.Dalam perjalanannya, lanjut Deneq, radio
ini terus berkembang dan digandrungi masyarakat. Ibarat kata, meski saat ini
banyak sekali media informasi serta persaingan dengan radio lainnya, Radio
Kanjuruhan tetap bisa eksis. “Mulai awal tahun ini, status Radio Kanjuruhan
akan dipersiapkan untuk menjadi Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) selama
dua tahun kedepan dan masih dalam pembinaan Bagian Hubungan Masyarakat
Kabupaten Malang. Nantinya, kalau sudah menjadi LPPL, akan ada manager, asisten
manager, staf dan lain sebagainya. Selain itu, yang membawahi nantinya juga
bukan Bagian Hubungan Masyarakat lagi, melainkan Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika,” tutur wanita berjilbab ini.Ditambahkan Nur Imam, koordinator
radio yang sudah bertugas sejak hampir dua tahun lalu ini, Radio Kanjuruhan
memiliki banyak konsumen. Baik itu dari kalangan remaja maupun orang tua. Untuk
jenis program, lanjut pria asal Gadang Kota Malang ini, juga cukup lengkap. Ada
musik pop, dangdut, campursari dan manca. Selain itu, tambahnya, sebagai corong
Kabupaten Malang, perkembangan terbaru dan terlengkap Pemerintah Kabupaten
Malang juga selalu Up Date melalui informasi-informasi pemerintahan serta
laporan langsung dari lapangan kegiatan Bupati Malang. “Kalau ada kegiatan
dilapangan, staf humas yang meliput langsung on air. Begitupula kegiatan Bina
Desa Bupati Malang serta talk show yang diadakan setiap minggu kedua dan
keempat setiap bulannya juga disiarkan dari sini sehingga informasinya selalu
baru,” ungkap Nur Imam. Sementara itu, Banger Paoh, ketua rombongan
mengungkapkan, tujuannya ke Radio Kanjuruhan karena sejak dulu terus memantau
perkembangan radio yang berada dikompleks kantor Dinas Pengairan ini. “Kami
ingin menerapkan kemajuan dan ingin mengetahui perkembangan terbaru Radio
Kanjuruhan,” ungkap pria yang bekerja di Dinas Pendapatan dan Pengelolaan
Keuangan Pemkab Timor Tengah Selatan ini. Dalam kunjungan ini, ia turut membawa
satu orang teknisi, dua orang penyiar serta satu orang tenaga administrasi. Ia
menilai, perkembangan radio di setiap daerah memang tidak sama. Ditempatnya,
tower radio tingginya “hanya” sekitar 52 meter.
Namun itu mampu diterima baik oleh 80 % wilayah kabupaten terluas di Provinsi
NTT ini. Hampir sama dengan di Radio Kanjuruhan, radio RSPD So’e juga banyak
memberikan informasi-informasi pemerintahan. “Seperti kegiatan bupati, program
pemerintah dan perkembangan gaji bagi PNS. Terutama disana saat ada Rapat
Paripurna, kami selalu menyiarkan. Bahkan, pernah sampai jam 03.00 dini hari
kami juga menyiarkan,” tutur bapak 3 anak ini. Untuk status, Banger Paoh
menjelaskan, RSPD So’e saat ini sudah berdiri sendiri.
Setelah beberapa saat berada dalam suasana formal, para staf
radio kanjuruhan FM mengajak para rombongan menengok work shop ruang siaran serta ruang produksi. Di ruang siaran, dua
orang penyiar dari RSPD So’e berkesempatan menyapa mitra pendengar Radio
Kanjuruhan. Yang unik, mereka juga menyampaikan sapaan menggunakan bahasa
daerah mereka. “Halo mitra pendengar. Beta senang menyapa anda,” ujar salah
satu penyiar bernama Kakak Ina. Kakak Ina, bersama Kakak Buna dan Afid juga
sempat ber cuap-cuap langsung di udara bersama ketiga para penyiar Radio
Kanjuruhan yakni Ulis, Julia, Andra dan Munir. Karakter ketiga penyiar Radio
Kanjuruhan yang berbeda, serta hadirnya tamu dari jauh ini menjadikan acara
Paskan dengan musik Nostalgia Indonesia yang dimulai sejak pukul 10.00 sampai
12.00 WIB terasa semakin berwarna. Banyak sekali interaksi dari para pendengar
siang kemarin, baik yang sekedar ingin menyapa maupun mengucapkan selamat
datang.
Sisi
produksi juga tak luput dari sasaran kunjungan. Kris, teknisi Radio
mengungkapkan nditempatnya, untuk berinteraksi dengan para pendengar masih
menggunakan handphone sebagai
sarananya. Pihaknya juga bertukar pikiran dengan Bagus, teknisi Radio
Kanjuruhan, bagaimana cara meng-upgrade
beberapa peralatan seperti mixer yang
ada di Radio Kanjuruhan. “Disana sampai menghabiskan tiga mixer,” kata Kris. Kunjungan sehari ini diakhiri dengan ramah tamah
dan karaoke bersama. Mereka berharap, seluruh kemajuan, pengalaman broadcasting langsung dan berbagai
informasi dari Radio Kanjuruhan dapat diterapkan ditempatnya. (****)