Bandung –Media Rakyat
Kurikulum 2013 telah diterapkan
secara terbatas dan bertahap. Pencanangannya serentak secara nasional dilakukan
pada 15 Juli 2013. Dalam tahap awal ini, Kurikulum 2013 diimpelementasikan di
6.326 sekolah jenjang SD, SMP dan SMA, dengan melibatkan 61.074 guru yang telah
mendapatkan pelatihan.Menurut Ibnu Hamad, Kepala Pusat Informasi dan Humas
Kemdikbud, penerapan ini sekaligus menandai berakhirnya pro-kontra mengenai Kurikulum
2013. “Sudah seharusnya sekarang isunya bergeser dari pro-kontra ke pengawasan
implementasi,” katanya ketika membuka acara dialog pendidikan bertema Kurikulum
2013 di Bandung, Selasa 30 Juli 2013.Menurut Ibnu, penerapan secara terbatas
dan bertahap itu sendiri antara lain dimaksudkan untuk memberi ruang terhadap
perbaikan-perbaikan. “Jika ada masukan, Kemdikbud sangat terbuka untuk
menerimanya,” ujarnya sambil menyebut pengaduan@kemdikbud.go.id
sebagai alamat kontaknya.Ditambahkan Ibnu, salah satu aspek yang perlu diawasi
adalah tercapai tidaknya perubahan dalam proses belajar mengajar. Sebab,
Kurikulum 2013 ini menekankan pada active learning dengan pendekatan
saintifik. “Masyarakat bisa menilai apakah suasananya sudah merangsang peserta
didik untuk mengamati, menanya, menalar, mengkomunikasikan bahkan
mengeksperimentasikan obyek pembelajarannya,” paparnya.Guru Besar Ilmu
Komunikasi UI ini juga memaparkan bahwa Kurikulum 2013 bukan hanya telah
menjadi program nasional, tetapi menjadi tonggak penting transformasi dalam
penyiapan generasi muda Indonesia. Dengan terintegrasinya aspek sikap (attitude)
ke dalam semua mata pelajaran, kelak kita akan memiliki generasi yang selalu
menjunjung tinggi nilai disamping pandai secara kognitif dan cekatan dalam
keterampilan. Bertindak sebagai pembicara dalam dialog pendidikan ini
Erry Utomo dari Puskurbuk Kemdikbud; Frans Masse Pakpahan dari LPMP Jawa Barat;
dan Prof. Wahyudin Zarkasi, Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Bertindak sebagai moderator adalah H. Juhana, Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Bandung. Dialog diikuti para guru, kepala sekolah,
pengawas, dan penggiat pendidikan yang berjumlah 100 orang di Kota Bandung.
(sam)